Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

5 Teknik Penanaman Hidroponik Beserta Kelebihan dan Kekurangannya



Baturajaradio.com - Hidroponik adalah budidaya tanaman menggunakan media air. Tanaman hidroponik dapat tumbuh di mana saja, asal unsur yang dibutuhkannya terpenuhi.

Hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa memakai tanah. Jadi budidaya tanaman ini bisa dilakukan di atas pasir kerikil, arang sekam, dan media lain selain tanah.

Dikutip dari buku Rahasia Sukses Budidaya Tanaman Dengan Metode Hidroponik (2015) karya Teguh Sutanto, istilah hidroponik diperkenalkan pertama kali oleh Dr. W.F. Gericke lewat publikasi jurnal Science pada 1937

Istilah hidroponik dapat diartikan sebagai “daya kerja air”, maksudnya budidaya tanaman  yag memanfaatkan daya air.

Teknik budidaya hidroponik dibedakan menjadi lima, yaitu:

1. Teknik rakit apung
2. Teknik sumbu
3. Teknik NFT
4. Teknik aeroponik
5. Teknik tetes.

Simak penjelasannya di bawah ini!

1. Teknik rakit apung (floating hydroponic system)

Merupakan teknik hidroponik yang paling sederhana. Teknik ini menempatkan tanaman pada stirofoam yang mengapung di atas larutan nutrisi dalam bak air.

Salah satu keunggulannya, yaitu tanaman mendapat pasokan air dan nutrisi secara rutin, dan biayanya yang tidak mahal.

Namun, dalam teknik rakit apung, nutrisi yang dibiarkan menggenang pada bak air tidak bisa dibiarkan terlalu lama, karena akan menurunkan kinerjanya.

2. Teknik sumbu (wick system)

Adalah teknik hidroponik yang memakai perantara sumbu di antara nutrisi dan media tanaman. Saat menerapkan teknik ini, akar tidak langsung dicelupkan dalam air.

Keunggulannya, yaitu efisien dan ekonomis, serta tidak perlu repot menyiramnya tiap hari karena pasokan airnya stabil.

Namun, teknik sumbu memiliki kelemahan yang dapat memengaruhi kelembapan tanaman. Sehingga akar tanaman menjadi layu dan tidak dapat tumbuh dengan cepat.

3. Teknik NFT (Nutrient Film Technique)

Apa itu penanaman hidroponik NFT?

Teknik NFT hidroponik adalah metode budidaya akar tanaman yang tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi.

Sehingga tanaman mendapat pasokan air, nutrisi, dan oksigen yang cukup.

Sederhananya, akar tanaman yang direndam dalam air berisi nutrisi akan disirkulasikan secara rutin dengan pompa.

Kelebihan menggunakan teknik NFT hidroponik, yakni memudahkan pengendalian daerah penanaman, dan menjamin terpenuhi kebutuhan air tanaman.

Selain itu, keseragaman nutrisi dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanamannya.

Adapun kelemahan teknik NFT hidroponik, yakni biaya perawatan yang mahal, bergantung pada pasokan listrik, serta mudah terjangkit atau tertular penyakit tanaman.

4. Teknik aeroponik

Merupakan budidaya tanaman di udara tanpa memakai tanah. Air dan nutrisi diberikan pada akar tanaman dengan disemprot.

Dengan kata lain, teknik aeroponik ini disebut juga pengkabutan air dan nutrisi.

Keunggulannya, yakni menghemat air, tanaman lebih banyak menerima oksigen, memudahkan perawatan, dan nutrisi lebih cepat diserap karena diberikan dalam ukuran kecil.

Kelemahannya, yaitu membutuhkan modal yang besar dan bergantung pada listrik.

5. Teknik tetes (drip system)

Adalah budidaya tanaman memakai timer untuk mengontrol pompa.

Pompa digunakan untuk mengalirkan air yang sudah bercampur nutrisi pada tanaman. Tetesan air dan nutrisi itu disalurkan melalui selang yang ada di tiap akar tanaman.

Keunggulan sistem tetes hidroponik, yaitu dapat menampung tanaman yang lebih besar. Teknik ini cocok digunakan pada tanaman cabai, tomat, dan buah lainnya.

Kelemahannya, yakni memerlukan perhatian lebih pada selang, biaya perawatnya cukup mahal, dan harus konsisten menjaga pH serta tingkat nutrisi larutan.


(https://www.kompas.com/skola/read/2023/05/04/110000769/5-teknik-penanaman-hidroponik-beserta-kelebihan-dan-kekurangannya?page=all)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.