Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Kembali Diselimuti Kabut Asap, Level Udara Kota Palembang Berbahaya, Sempat Tembus 321


Baturajaradio.com --
Setelah sempat mereda selama beberapa hari, kabut asap di Kota Palemang kembali pekat.

Datangnya kembali kabut asap ini merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).


Karhutla yang sudah berjalan lebih dari dua bulan di OKI menyebabkan kabut asap menyebar ke beberapa titik wilayah di Sumatera Selatan (Sumsel), termasuk ke Palembang.


Bahkan, kualitas udara dari Palembang menyentuh level berbahaya dan sudah mengganggu jarak pandang.


Berdasarkan pantauan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kondisi Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Palembang pada pukul 10.00 WIB, berada di angka 321.


Kondisi yang paling parah berada di Ogan Ilir dimana angka ISPU menembus 723 pada waktu yang sama.

Ambang batas udara dianggap baik jika ISPU-nya berada di bawah 50.

Selain itu, jumlah fire spot terdapat 50 titik di Sumatera Selatan.


Kawasan yang paling banyak adalah di Kabupaten OKI.


Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan Wilayah Sumatera Ferdian Kristanto mengatakan, kondisi udara di Palembang kembali memburuk karena saat ini api karhutla masih belum padam.

Kabut asap pun terbawa angin menuju Palembang sehingga ISPU kembali memburuk.


Ferdian menerangkan, Kabupaten OKI memang wilayah yang paling terbakar lantaran di kawasan tersebut merupakan areal gambut yang memiliki kedalaman mencapai 6 meter.


Kondisi itu diperparah dengan air di lokasi kanal yang kini mulai sulit didapatkan, sehingga proses pemadaman hanya dilakukan lewat darat.


“Ditambah lagi faktor angin yang membuat kawasan gambut menjadi cepat membesar."


"Karena posisinya yang terbakar ini sudah sangat luas, kita hanya bisa menghalau api,” kata Ferdian, Senin (30/10/2023).


Menurut Ferdian, karhutla yang terjadi di Sumsel ini bukanlah lagi soal luasan.

Namun dampak yang ditimbulkan berupa kabut asap membuat masyarakat menjadi terganggu.


Walau telah dua bulan berlalu, Ferdian mengaku bahwa petugas Manggala Agni sampai kini masih terus di lapangan untuk memadamkan api.


“Rata-rata yang terbakar ini banyak di lahan konsesi."

"Sehingga tidak bisa dilakukan water bombing."

"Hanya bisa lewat darat,” ujarnya.


Sumsel sejauh ini merupakan provinsi di Sumatera yang masih mengalami karhutla.

Hal itu dikarenakan curah hujan yang minim, sehingga membuat api sulit dipadamkan.


Aceh aman, Riau, aman jambi masih ada sedikit."


"Tinggal Sumsel ini, kalau dari segi luasan (yang terbakar) lumayan."


"Ini memang asap paling mengganggu, kami pastikan kepada pimpinan kami kerja di lapangan,” ungkap Ferdian.


Terpisah, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis menjelaskan, kabut asap yang terjadi di Palembang telah diprediksi sebelumnya.


“Sesuai prediksi awal kami, karena wilayah OKI hot spot-nya meningkat sejak 22 Oktober kemarin karena tidak ada hujan yang meluas di sana,” jelas Wandayantolis.


Menurutnya, hujan di wilayah Sumsel diperkirakan akan berlangsung pada Kamis (2/11/2023) besok hingga Jumat (3/11/2023).


“Besok diprediksi hujan, tapi memang untuk di OKI belum merata,” ujarnya.



Sumber Artikel::  https://palembang.tribunnews.com/2023/10/30/kembali-diselimuti-kabut-asap-level-udara-kota-palembang-berbahaya-sempat-tembus-321?page=2.



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.