Disaat Harga Jual Biji Kopi di Pagar Alam Melonjak, Hasil Panen Petani Merosot Hingga 80 Persen
Baturajaradio.com -- Sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Sumatera Selatan (Sumsel) mayoritas masyarakat Pagar Alam merupakan petani kopi.
Bahkan lebih dari 60 persen masyarakat Pagar Alam merupakan petani kopi.
Namun sejak dua tahun terakhir ini para petani kopi di Pagar Alam resah, karena hasil panen kopi mereka turun.
Saat ini harga jual biji kopi berada dilevel tertinggi sejak tahun 1998, berkisar antara Rp29.500 hingga Rp31.000 perkilogram.
Namun meski harganya tinggi,hasil panen hampir dikatakan tidak ada atau merosot tajam.
Anca (36) petani Kopi Pagar Alam mengatakan, kebun kopi miliknya tidak mendapat hasil panen yang memadai.
Sejak awal musim panen sampai saat ini, hasil panen masih belum banyak.
"Tahun ini paling banyak dari 3.500 batang kopi di kebun saya ini hanya bisa panen sekitar 300 kilogram saja. Padahal dua tahun lalu masih bisa panen satu ton lebih," ujarnya.
Karena itu menurutnya, meski harga kopi naik, namun para petani kopi masih sangat resah karena hasil panen yang hampir 80 persen merosot dibanding dua tahun lalu.
"Hampir rata semua daerah mengalami kondisi yang sama. Memang hasil panen kopi dua tahun ini sangat kurang dan bisa dikatakan gagal panen," katanya.
Petani Kopi lainnya Yadi (40) menambahkan, merosotnya hasil panen kopi membuat musim paceklik di Pagar Alam menjadi lebih panjang.
Sebab perekonomian di Pagar Alam menjadi sulit karena hanya mengandalkan hasil panen kopi.
"Paceklik panjang kami dua tahun ini, sebab hasil panen kopi kami sangat merosot," katanya.
"Kami hanya mengandalkan hasil panen kopi ini saja untuk biaya hidup sehari-hari, jadi jika hasil panen kurang maka kebutuhan kami juga pasti tidak bisa tercukupi," ungkapnya.
Sumber Artikel:: https://palembang.tribunnews.com/2023/04/13/disaat-harga-jual-biji-kopi-di-pagar-alam-melonjak-hasil-panen-petani-merosot-hingga-80-persen.
Tidak ada komentar