Taman Kota Baturaja, Dihibur Permainan Lato-lato dengan Gaya Ekstrim dan Suara yang Menarik
Baturajaradio.com - Main lato-lato ternyata banyak gayanya, seperti dituturkan Dika (Pelajar SMP) di Kota Baturaja OKU. Selama 3 bulan untuk belajar permainan bola plastik jenis lato-lato, Dika sudah menguasai 7 gaya dalam permainan.
Pantauan di Taman Kota Baturaja Kabupaten OKU Provinsi Sumsel (Sumatera Selatan), Minggu (5/2/2023).
Untuk sudut taman kota terlihat orang memegang lato-lato bermain lato-lato baik yang tua muda apalagi anak-anak.
Mulai ada yang hanya memegang dan sesekali saja mencoba sampai yang sudah mulai mahir.
Suara dua benda mirip bola kecil namun menghasilkan suara khas itu terdengar dimana-mana. Demam lato-lato yang viral dimana-mana ini memang tidak bisa dihindari.
Namun para orang tua wajib memantau anak-anaknya paling tidak mengingatkan agar anak-anak terhindar dari bahaya saat bermain lato-lato. Khususnya saat mencoba gaya-gaya ekstrim.
Permainan lato-lato jaman dulu (bernama tek –tek sesuai dengan bunyi yang dikeluarkan —Red) yang kini hadir kembali dan viral di berbagai media sosial ini ternyata banyak gaya-gayanya.
Seperti dituturkan Dika, pelajar kelas 1 SMP ini mulai belajar main lato-lato sejak bulan November tahun lalu.
Selama 3 bulan belajar main lato-lato, Dika sudah menguasai 7 gaya meliputi , gaya biasa yang umum dimainkan orang untuk tingkat pemula, kemudian tornado dan gaya sola–sola.
Kedua gaya ini dimainkan dengan cepat namun tidak menimbulkan suara. Lato-lato hanya diputar-putar tanpa bersentuhan.
Lalu gaya di bawah kaki, lato-lato dimainkan di bawah kaki dengan cara mengangkat satu kaki dan memainkan dibawah kaki baik kaki kiri maupun kaki kanan.
Kemudian gaya di belakang kepala dan gaya helikopter, dua gaya ini termasuk ekstrem dan memiliki resiko tinggi. Tidak dianjurkan untuk baru pemula.
Sebab cara bermainnya dengan membenturkan dua buah bola tadi dengan bantuan tali yang digerak-gerakkan oleh tangan dilakukan diatas kepala.
Memainkannya diatas kepala bagian belakang berdekatan dengan otak bagian belakang.
Begitu juga dengan gaya helikopter dengan cara mundur maju dari depan muka sampai ke bagian kepala.
Meskipun beresiko namun Dika mengaku nyaman-nyaman saja dan sejauh ini dia berhasil memainkan lato-lato ini terdiri dari dua buah bola plastik padat sebesar bola pingpong dan diikat tali sekitar 25 atau 30 cm serta digantung dengan satu tangan dengan mahir.
“Alhamdulillah aman, tidak pernah terbentur,” kata Dika.
Selama belajar main lato lato sampai ke tahap ini Dika mengaku sudah menghabiskan 15 lato-lato kalau dihitung sekitar Rp 40 ribu.
penasaran bagaimana perasaan Dika saat bermain lato –lato, menurut warga yang tinggal di Lorong Cemara Kecamatan Baturaja Timur ini ada rasa bahagia apalagi baru bisa menguasai gaya-gaya yang ekstrim.
Yang paling sulit adalah gaya tornado, hampir sama dengan gaya lainnya tapi tidak boleh berbenturan sehingga tetap senyap hanya terdengar suara angin saja.
Setiap gaya main lato-lato posisi tali di jari juga berpindah-pindah sesuai kebutuhan untuk memudahkan memainkan lato-lato sesuai gaya yang diinginkan.
Dika mengaku belajar gaya main lato-lato ini dari youtube. Saat main lato-lato Dikat sering didampingi ibunya seperti yang dilakukan di Taman Kota ini.
Ibu juga ikut memantau puteranya main lato-lato bersama teman-temannya.
“Supaya aman bagusnya pakai helm saat lagi gaya ekstrim, namun di rumah tidak ada helm,” kata ibunda Dika. (eni)
https://palembang.tribunnews.com/2023/02/05/taman-kota-baturaja-dihibur-permainan-lato-lato-dengan-gaya-ekstrim-dan-suara-yang-menarik?page=2.
Tidak ada komentar