Harga Karet Sumsel Tidak Stabil, Banyak Kebun Karet di Lahat Dialihfungsikan
Baturajaradio.com - Harga karet di Lahat Sumatera Selatan (Sumsel) yang tidak stabil membuat banyak kebun karet dialihfungsikan.
Terbukti, banyak tanaman karet yang ditebang dan lahan yang mulanya kebun karet beberapa tahun terakhir dialihfungsikan ke komoditas lainnya.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat, Vivi Anggraini SStp MSi, melalui Kabid Produksi, Okta Dinjaya menerangkan, data yang dirangkum pihaknya, tahun 2022 lalu luas perkebunan karet di Kabupaten Lahat bertotal 34 ribu hektar.
Berada di kawasan kecamatan Kikim Area, Desa Senabing Kota Lahat, Kecamatan Tanjung Tebat sekitarnya.
Namun saat ini, komuditas karet nampaknya bukan lagi jadi komuditas unggulan dimata masyarakat.
“Saat ini sudah banyak yang mengalihfungsikan perkebunan karet, jadi komuditas yang lain. Seperti kelapa sawit, pinang, porang dan lainnya yang tengah banyak diburu pembeli. Ada juga yang menjadikan lahan kebun karet untuk dibangun komplek perumahan,” terang Okta.
Banyaknya masyarakat yang meninggalkan tanaman karet ini, tidak lain karena harga jual getah karet tidak kunjung stabil.
Bahkan kalah jauh dengan kelapa sawit. Sedangkan dalam kondisi tertentu, seperti dalam kondisi hujan, getah hasil sadap petani jadi tidak maksimal. Sehingga petani kesulitan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih dari komuditas karet.
“Mungkin karena harganya tidak sebagus dahulu. Kalau di Lahat, banyak yang mulai beralih ke komuditas sawit,” ujarnya.
Sementara, Cecep warga Kelurahan Kota Baru mengaku, dirinya juga sudah beralih dari berkebun karet jadi berkebun kelapa sawit.
Pasalnya selain harga karet tidak lagi sebanding dengan kebutuhan sehari-hari, merawat dan memetik hasil kebun sawit lebih mudah, ketimbang kebun karet.
“Kalau kebun karet harus di sadap setiap hari, jika musim hujan karet tidak disadap, jadi tidak dapat uang. Sedangkan sawit, hanya dipanen satu kali dalam seminggu,” katanya, Minggu (29/1/2023).
Baca juga: Wacana Perpanjangan Masa Jabatan Kades 9 Tahun, Ini Sikap Kades di Lahat
Hal serupa juga disampaikan Helmi, Petani karet asal Lahat ini mengaku harga karet tidak stabil dan sering anjlok.
Kondisi itu tidak sebanding dengan harga kebutuhan pokok dan tidak mampu menutupi kebutuhan sehari hari termasuk untuk biaya anak sekolah. Belum lagi karet yang ia tanam tidak begitu luas.
"Jika lahan tak begitu luas seperti saya lebih efektif tanaman lain seperti poranh atau cabai. Untuk sekarang harga karet Rp7 ribu perkilo, "sampainya.
(https://sumsel.tribunnews.com/2023/01/29/harga-karet-sumsel-tidak-stabil-banyak-kebun-karet-di-lahat-dialihfungsikan)
Tidak ada komentar