Riset BRIN: Harga Minyak Goreng Mahal Bikin Warga Ogah Goreng-goreng
perekonomian ketika terjadi kelangkaan. Menurut riset tersebut konsumsi nasional minyak goreng sawit di Indonesia periode 2015-2021 tercatat terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2021 untuk pangan tercatat 8,95 juta ton atau naik 6%. Lalu untuk oleokimia 2,13 juta ton atau naik 25% dan biodiesel 7,34 juta ton atau naik 2%.
Kemudian untuk konsumsi rumah tangga minyak goreng sawit di Indonesia 2015-2020 rata-rata mengalami peningkatan 2,32% per tahun.
Namun saat harga minyak goreng naik, menurut peneliti BRIN I Gede M. Y. Bakti mengungkapkan masyarakat mengurangi konsumsi. "Dengan mengubah metode masak menjadi merebus, mengukus atau memanggang," kata dia dalam acara Webinar, Kamis (28/7/2022).
Di sisi lain, ada juga masyarakat yang menggunakan minyak goreng meski harga mahal. Tak cuma itu banyak masyarakat yang beralih ke minyak goreng non sawit seperti minyak kanola, kedelai, jagung dan bunga matahari hingga membuat minyak kelapa sendiri.
Kemudian masyarakat juga mengurangi pembelian minyak goreng dengan cara menggunakan berulang kali.
"Memang terjadi perubahan perilaku konsumsi dari aspek jumlah dan frekuensi tetapi tidak beralih ke minyak goreng curah," jelas dia.
Ada beberapa merek yang paling banyak dicari seperti Bimoli, Sunco, Sania dan Tropical. Masyarakat dalam mengonsumsi minyak sawit memperhatikan kualitas, harga, dan aksesibilitas.
Harga yang bisa diterima oleh masyarakat di kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 19.200 per liter.
Harga yang bisa diterima oleh masyarakat di kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 19.200 per liter.
Sumber artikel:: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6204621/riset-brin-harga-minyak-goreng-mahal-bikin-warga-ogah-goreng-goreng.
Tidak ada komentar