Petani Kopi OKU Selatan Terkendala Cuaca Buruk, Jika Lembab Harga Anjllok
Baturajaradio.com - Cuaca musim penghujan sepekan belakangan menjadi kendala bagi petani Kopi di Kabupaten OKU Selatan yang sudah memasuki musim panen.
Cuaca buruk, menyebabkan petani tak dapat leluasa melakukan pemetikan. Selain itu juga masa pengeringan kopi lebih lamban jika dibanding saat cuaca normal.
"Sudah sepekan menjemur kopi belum kering karena cuaca penghujan. Begitu juga dengan pemetikan buah kopi setengah hari sudah pulang lantaran cuaca buruk,"tutur Yudi, salah seorang petani di Kecamatan Sungai Are dibincang, Minggu (13/1/2022).
Seharusnya kata dia, masa pengeringan kopi yang sebagian sudah dipetik dapat kering hanya dijemu dalam 3-4 hari saja.
Sama halnya dengan yang dihasil saat pemetikan juga berkurang.
"Kalau cuaca normal 4 hari jemuran kopi kering,"bebernya.
Sementara waktu pemetikan, dalam satu haru petani bisa mengumpulkan 2-3 karung buah kopi.
Namun, pasca cuaca penghujan hanya maksimal rata-rata 1 karung perhari.
Disisi lain harga biji kopi kering di tengkulak Rp 19, 500 -Rp 20. 000 perkilogram.
Karena buruknya cuaca warga dihantu harga kopi anjlok dan murah karena lembab.
Petani memilih bersabar, mempertahankan kualitas biji kopi dengan harga sesuai yang diinginkan ditengah cuaca yang dinilai buruk karena penghujan.
"Kalau kering harga jual ketengkulak kisaran Rp 20 ribu. Namun kalau lembab, kurang kering akibat cuaca bisa anjlok selisih Rp 500-1000,"ungkap Saiful, petani lainya di Kecamatan Sungai Are.
(https://sumsel.tribunnews.com/2022/03/13/petani-kopi-oku-selatan-terkendala-cuaca-buruk-jika-lembab-harga-anjllok)
Tidak ada komentar