Harga Karet Dua Hari Berturut-turut Naik
"Indikasi harga karet hari ini naik Rp 203 per kg dibandingkan indikasi karet hari Rabu, 17 Maret untuk KKK 100 persen," kata Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian MSi, Kamis (18/3/2021).
Berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga karet KKK 100 persen pada 17 Maret 2021 Rp 22.152 per kg.
Sedangkan harga karet hari ini, Kamis (18/3/2021) untuk KKK 100 persennya di harga Rp 22.355 per kg, artinya ada kenaikan Rp 203 per kg dibandingkan harga hari Rabu.
Lalu untuk KKK 70 persen diharga 15.649 per kg, KKK 60 persen diharga Rp 13.413 per kg, KKK 50 persen diharga Rp 11.178 per kg, dan KKK 40 persen diharga Rp 8.942 per kg.
"Dua hari berturut-turut harga karet di Sumsel naik, kalau pada hari Rabu naik Rp 120 per/kg maka hari ini naik Rp 203 per/kg untuk KKK 100 persen," katanya.
Menurut Rudi, adanya kecendrungan penurunan produksi akibat masuk puncak musim gugur daun yang terjadi dibagian utara khatulistiwa yaitu Thailand, Vietnam dan Malaysia dan sebagian Provinsi di Indonesia seperti Sumut, Sumbar dan Riau yang terjadi antara bulan Februari dan April.
"Akibat kekosongan pasokan tersebut sementara permintaan masih terus bertambah, maka harga terdongkrak naik. Ditambah lagi dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar yang setiap hari bisa berubah naik atau turun," jelasnya.
Secara keseluruhan, ada enam faktor yang mempengaruhi harga karet di pasar internasional. Yaitu, nilai tukar mata uang regional terhadap dolar AS. Apabila penguatan kurs dolar AS menjatuhkan nilai tukar mata uang lain, maka akan berpengaruh terhadap harga karet.
Lalu, penggunaan karet sintetis sebagai competitor karet alam, suplay dan demand karet di pasar karet internasional, perkembangan industri otomotif dan ban. Kemudian faktor cuaca dan hama penyakit.
Tidak ada komentar