Harga Karet Sentuh Rp 9.000/ kg, Petani Senang, Semangat Lagi Merawat Kebun
baturajaradio.com - Harga Karet di kalangan petani mengalami peningkatan dalam dua pekan terakhir. Petani merasa senang dan berharap harga tetap stabil bahkan kalau bisa meningkat minimal untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
"Kami senang harga Karet mulai naik, setidaknya para petani karet semangat lagi mengurusi kebunnya," ujar Yusuf salah seorang petani karet.
Menurut Yusuf, harga karet hampir dua pekan terakhir naik. Minggu terakhir harga Rp 9 ribuan per kg, minggu sebelumnya berkisar di Rp 4-5 ribu per kilo. Dia berharap harga ini terus bergerak naik, setidaknya sama dengan harga bahan pokok seperti beras yakni Rp 10 ribu per kg.
"Kita tidak muluk-muluk, Rp 10 ribu itu harga beras sekilo. Jadi sekilo karet sama dengan sekilo beras harganya. Kami bisa makan jadilah," harapnya.
Harga untuk Kadar Karet Kering (K3) 100 persen adalah Rp 20.914, K3 70 persen Rp 14 640, K3 60 persen Rp 12 548, K3 50 persen Rp 10.457, dan K3 40 persen Rp 8.388. Biasanya para petani karet menjual karetnya di ukuran K3 40 persen sebab karena terdesak ekonomi.
"Mereka ini, kalau nyadap pagi sore sudah dijual. Karena uangnya untuk makan, jadi tidak bisa menyimpan dulu sampai K3 kering," jelasnya.
Dinas perkebunan, lanjut Mat Kasrun dalam hal ini terus berupaya melakukan rehabilitasi, intensifikasi dan pasca panen kepada para petani karet. Seperti peremajaan karet, dan optimalisasi hasil produksi dengan bantuan pupuk, serta pasca panen dengan membantu alat sadap dan pembeku.
Selain itu, memberikan sosialisasi kepada petani karet untuk bahan pembeku dianjurkan memakai Asam Semut (cuka parah) atau diorof, sebab kualitas karet akan baik karena karetnya bisa benar-benar kering sehingga harganya bisa naik.
Kemudian pihaknya meminta kepada petani untuk tidak mencampur karetnya dengan tatal, batu dan sebagainya dengan tujuan supaya berat. Karena jika hal tersebut dilakukan tentu akan menghilangkan kepercayaan pembeli dan harganya akan turun drastis.
Masih dikatakan Mat Kasrun, bahwa di kabupaten Muara Enim ada sekitar 150.000 hektar kebun karet rakyat dimana 20 persen masih belum produktif. Misalnya usia pohon yang sudah lebih dari 25 tahun sehingga hasilnya tidak optima.
Disamping itu, juga selalu di sosialisasikan mengenai Bahan Olah Karet (Bokar) yang berkualitas ke para petani. Seba harga sangat mempengaruhi, kalau Bokarnya bagus maka harganya bisa naik begitu juga sebaliknya.(ari)
Tidak ada komentar