BNPB Catat Ada 1.107 Bencana di Indonesia Sejak Januari-Maret 2019
baturajaradio.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 1.107 kejadian bencana di Indonesia sejak Januari hingga Maret 2019. Jumlah itu meningkat dibanding 2018 dengan periode yang sama.
"Rangkaian bencana yang menerjang wilayah Indonesia, baik gempa bumi, erupsi gunung api, banjir, longsor, puting beliung, dan lainnya, dari 1 Januari sampai 28 Maret 2019 ini tercatat 1.107 kejadian bencana di seluruh wilayah Indonesia," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di gedung BNPB, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2019).
Dari 1.107 kejadian bencana itu, 279 orang meninggal, 1.340 orang terluka, dan 96 orang hilang. Jumlah pengungsi sebanyak 850.772 orang serta 17.521 rumah terdampak. Sutopo menyatakan total kerugian mencapai triliunan rupiah.
"Tentu kerugian ekonomi ini mencapai triliunan rupiah. Kami belum menghitung berapa kerugian ekonomi. Baik kerugian yang langsung maupun tidak langsung dari bencana sampai akhir Maret 2019 belum menghitung secara pasti, tapi kita perkirakan triliunan rupiah," ucapnya.
Sutopo menyebut jumlah kejadian bencana alam ini melebihi jumlah bencana di periode yang sama tahun 2018. Jumlah korbannya pun naik 275 persen.
"Kalau kita bandingkan pada periode yang sama antara 2018 dan 2019, waktu 2019 ini terjadi peningkatan," katanya.
"Kalau kita melihat yang paling banyak adalah banjir dan longsor. Jumlah kejadiannya terjadi kenaikan atau peningkatan 32,4 persen dibandingkan tahun 2018. Korban jiwa juga demikian karena jumlah kejadiannya meningkat korban jiwa meningkat 275 persen," lanjut Sutopo.
Sutopo menambahkan, bencana yang paling banyak memakan korban pada awal 2019 adalah banjir bandang di Sulawesi Selatan dan Sentani, Papua. Sebab, banjir itu juga disertai tanah longsor.
"Bencana yang paling banyak memakan korban banjir bandang di Sulawesi Selatan dan banjir bandang di Sentani. Ini banjir bandang di mana ada kombinasi longsor dan sebagainya yang menimbulkan korban banyak dan pemulihannya pun sampai sekarang masih terus dilakukan," paparnya.
(https://news.detik.com/berita/d-4489293)
Tidak ada komentar