Bulog NTB tak Bisa Tampung Beras Impor
baturajaradio.com -Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak bisa menampung beras impor sebanyak 400 ribu ton karena semua gudang sudah terisi penuh. Beras impor tersebut dijadwalkan masuk pada Oktober 2018.
Kepala Divisi Regional Bulog NTB, Ramlan UE, mengatakan sebanyak 16 komplek gudang yang tersebar di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa dalam kondisi terisi penuh beras, gula pasir dan minyak goreng. "Kapasitas gudang kami sebanyak 120 ribu ton gabah. Semua terisi sehingga tidak bisa untuk menyimpan beras impor. Belum lagi untuk menyimpan gula pasir yang akan didatangkan sebanyak 2.500 ton," katanya di Mataram, Jumat (21/9).
Bulog Divre NTB sudah berkomitmen bersama Pemerintah Provinsi NTB untuk mendahulukan penyerapan gabah atau beras produksi petani di dalam daerah. Target pengadaan beras pada 2018 sebanyak 150 ribu ton. Dari jumlah tersebut sudah terealisasi sebanyak 110 ribu ton.
Beras yang dibeli dari petani tersebut disimpan di gudang Divre Bulog NTB yang tersebar di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Lombok Tengah. Selain itu, tambah Ramlan, beras juga tersimpan di gudang Sub Divre Sumbawa yang tersebar di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, dan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.
"Sebagian dari beras yang tersimpan sudah disalurkan untuk program beras sejahtera dan beras komersial. Per bulan mencapai 6.000 ton. Masih ada sisa untuk ketahanan stok hingga 13 bulan ke depan," ujarnya.
Ramlan juga menegaskan bahwa proses pengadaaan beras produksi petani lokal masih terus berjalan sehingga volume yang akan tersimpan di gudang akan bertambah. Ia juga memperkirakan dari target pengadaan sebanyak 150 ribu ton akan tercapai 130 ribu ton hingga akhir 2018 sehingga ketahanan stok bisa mencapai 18 hingga 20 bulan.
Oleh sebab itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan direksi di Jakarta, bahwa beras impor yang akan didatangkan sebanyak 400 ribu ton pada Oktober tidak bisa ditampung di NTB. "Kami pastikan bahwa beras impor itu tidak akan disimpan di gudang Bulog NTB. Kami komitmen mendahulukan penyerapan produksi dalam daerah," katanya.
(https://www.republika.co.id)
Tidak ada komentar