Resolusi PBB Bukti Perjuangan Palestina Didukung Internasional
Baturajaradio.com - Pemerintah Palestina menyambut resolusi Majelis Umum PBB yang menolak pengakuan Amerika Serikat atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Palestina pun berterima kasih kepada negara-negara anggota PBB yang menolak tindakan sepihak AS soal Yerusalem.
"Keputusan ini sekali lagi menegaskan bahwa perjuangan Palestina mendapat dukungan komunitas internasional, dan tak ada keputusan yang dibuat oleh pihak manapun yang bisa mengubah kenyataan bahwa Yerusalem merupakan wilayah pendudukan di bawah hukum internasional," ujar Nabil Abu Rudeina, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam statemen seperti dilansir media Turki, Anadolu Agency, Jumat (22/12/2017).
Rudeina menyebut voting PBB tersebut sebagai kemenangan bagi Palestina.
"Kami akan terus melanjutkan upaya-upaya kami di PBB dan di semua forum internasional untuk mengakhiri pendudukan ini, dan untuk mendirikan negara kami Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," tegas Rudeina.
Sementara kepala negosiator Palestina Saeb Erekat menyatakan, hasil voting PBB tersebut menunjukkan respek akan aturan hukum internasional. "Ini hari memalukan bagi mereka yang berdiri bahu-membahu dengan pendudukan dan permukiman yang bertentangan dengan hukum internasional," cetusnya.
"Namun kami sangat menghargai bahwa mayoritas komunitas internasional, meski adanya ancaman dan intimidasi AS, telah memutuskan untuk berdiri tegak dengan hikmat, berpandangan jauh, hukum internasional dan aturan hukum -- dan bukan aturan hukum rimba," imbuhnya.
Dalam voting yang digelar pada Kamis (21/12) waktu setempat, sebanyak 128 negara termasuk Indonesia mendukung resolusi PBB yang menolak keputusan AS soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan menyerukan AS utnuk mencabut keputusannya itu. Adapun 9 negara menolak dan 35 negara memilih abstain.
Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag menyatakan, ke-128 negara yang mendukung resolusi tersebut "menunjukkan bahwa mereka, sebagai negara berdaulat dan merdeka, tidak menyerah pada ancaman jelas dan tekanan AS." Bozdag mengatakan, hasil voting ini juga menunjukkan bahwa "rakyat Palestina dan Yerusalem tidak sendiri."
Sebelumnya pada Rabu (20/12) menjelang voting Majelis Umum PBB, Presiden Trump mengeluarkan ancaman atas negara-negara yang akan menentang AS dalam voting di Majelis Umum PBB. Trump mengancam akan memangkas dana bantuan bagi negara-negara yang menentang AS.
"Mereka mengambil jutaan dolar dan bahkan miliaran dolar dan mereka memberi suara yang menentang kita," katanya kepada para wartawan di Gedung Putih, Rabu (20/12).
"Biarkan mereka bersuara menentang kita. Kita akan menghemat banyak. Kita tidak peduli," cetus Trump.
Meski resolusi Majelis Umum PBB bersifat tidak mengikat, namun besarnya dukungan atas resolusi ini bisa memberikan tekanan politis. Selain menolak keputusan Trump soal Yerusalem, resolusi Majelis Umum PBB ini menegaskan bahwa status Yerusalem harus diselesaikan lewat negosiasi, dan setiap keputusan yang dibuat di luar kerangka itu harus dicabut.
(https://news.detik.com)
Tidak ada komentar