Beri Pidato, PM Israel Belum Komentari Rencana Trump Soal Yerusalem
Baturajaradio.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak mengomentari rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Saat hadir dalam forum publik di Yerusalem, Netanyahu bungkam soal rencana Trump itu.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (6/12/2017), Netanyahu menghadiri sebuah konferensi diplomatik di Yerusalem yang digelar oleh surat kabar The Jerusalem Post pada Rabu (6/12) waktu setempat. Dia sempat memberikan pidato dalam forum itu.
Namun dalam pidatonya selama 21 menit, Netanyahu sama sekali tidak menyinggung soal rencana kontroversial Trump yang telah memicu polemik global. Dia fokus berbicara soal hubungan ekonomi dan keamanan Israel dengan negara-negara lain.
Netanyahu menyebut Israel tengah mengembangkan hubungan dengan negara-negara di Timur Tengah, kecuali Iran. Netanyahu menyebut Iran sebagai 'rezim agresif'.
Menurut Netanyahu, Israel menjalin hubungan dengan nyaris semua negara yang tidak mengakui kedaulatannya secara resmi. Hal ini dipicu oleh meningkatnya kebutuhan ekonomi dan keamanan Israel.
Dalam pidatonya ini, Netanyahu sempat menekankan pentingnya peningkatan hubungan dengan AS, namun dia tidak membahas soal niat Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, yang rencananya akan disampaikan dalam pidato pada Rabu (6/12) siang waktu AS.
Komentar Netanyahu soal rencana Trump itu ditunggu-tunggu oleh media.
Sejauh ini otoritas Israel belum memberikan tanggapan resmi soal isu ini. Secara terpisah, seorang menteri senior Israel yang enggan disebut namanya menyambut baik niat Trump itu sembari menegaskan pihaknya bersiap menghadapi potensi kekerasan yang mungkin terjadi.
Trump dijadwalkan akan menyampaikan pengakuan resmi AS bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel dalam pidato pada Rabu (6/12) siang waktu AS. Trump juga akan menginstruksikan Departemen Luar Negeri AS untuk mulai merencanakan proses pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Rencana itu telah menuai peringatan banyak pihak.
(https://news.detik.com)
Tidak ada komentar