9 Tips Aman Memilih Mainan Untuk Si Kecil
baturajaradio.com - Mainan memang jadi benda yang menyenangkan bagi anak, tapi bila tidak berhati-hati mainan bisa jadi bahaya yang mengancam. Ada lebih dari 250.000 cedera disebabkan karena mainan. Dari keseluruhan jumlah ini, sekitar sepertiganya melibatkan anak di bawah usia 5 tahun.
Tips Memilih Mainan yang Aman untuk Anak
Agar anak tetap aman, ikuti panduan berikut dalam memilih mainan:
Pilih mainan sesuai usia. Kebanyakan mainan memiliki stiker yang menunjukkan usia yang direkomendasikan, ini bisa digunakan sebagai rujukan dalam proses pemilihan. Bersikap realistis ya Bun tentang kemampuan anak dan tingkat kematangannya ketika memilih mainan. Mainan yang memiliki bagian kecil, misalnya, tidak akan cocok untuk anak usia di bawah 4 tahun, bahkan beberapa anak usia 6 tahun belum bisa memainkannya. Bila anak usia 3 tahun masih memasukkan benda ke mulut, tunggu lebih lama untuk memberinya mainan dengan bagian yang kecil.
Pilih mainan yang dibuat dengan baik. Mainan bekas dari kerabat atau saudara kandung, atau mainan yang dibeli di toko barang bekas bisa jadi sudah usang dan kadang berbahaya. Periksa semua mainan si kecil, yang baru maupun bekas, perhatikan bagian kancing, baterai, pita, mata, butiran dan komponen plastik yang bisa mudah terkunyah atau terlepas. Pastikan ekor pada boneka binatang dan jahitan pada tubuhnya cukup kuat. Bagian boneka lain harus menempel dengan aman. Pastikan tidak ada bagian pinggir berbahaya dan cat tidak mengelupas.
Hingga anak berusia 3 tahun, komponen mainan harus lebih besar dari mulutnya untuk mencegah kemungkinan tersedak. Untuk menentukan apakah mainan memiliki risiko tersedak, sesuaikan dengan lubang pada gulungan tissu toilet. Bila mainan atau komponennya bisa masuk ke bagian silindernya, berarti tidak aman.
Pastikan anak siap secara fisik. Misalnya, banyak orang tua yang p memberikan sepeda satu ukuran lebih besar agar tidak perlu membeli sepeda baru di tahun berikutnya. Taktik ini bisa memicu cedera serius bila anak tidak memiliki kemampuan fisik untuk mengontrol sepeda yang lebih besar.
Hindari balon. Balon mungkin jadi bagian dekorasi yang disukai anak tapi lateks pada balon jadi bahaya tersedak pada anak. Ketika termakan, bagian balon bisa menyumbat jalan udara dan anak tidak bisa bernafas.
Jangan pilih mainan yang berat. Apakah anak akan terluka bila mainan jatuh di atas tubuhnya? Jika ya, jangan pilih mainan itu.
Jangan pilih mainan dengan panjang kabel lebih dari 12 inci. Kabel juga bisa dengan mudah membelit leher anak dan menyebabkan tercekik. Ketika bayi sudah bisa memanjat dengan tangan dan lututnya, pindahkan mainan gantung dari tempat tidurnya. Berhati-hati juga dengan mainan si kakak, misalnya mainan dapur mini yang dilengkapi telepon yang memiliki kabel dan berpotensi bahaya.
Hindari mainan dengan magnet kecil. Magnet ukuran kecil sering digunakan pada mainan dan bisa terlepas lalu tertelan oleh anak. Dua atau lebih magnet yang tertelan (atau magnet dan benda logam lainnya) bisa saling menarik di dinding usus, memelintir usus dan menyebabkan lubang, sumbatan, infeksi atau kondisi lebih parah bila tidak diketahui dan diatasi dengan baik.
Waspadai mainan beracun. Meski mainan terlihat aman, Anda perlu pastikan tidak terbuat dari bahan kimia yang bisa membahayakan anak. Phthalates, digunakan untuk membuat plastik lebih fleksibel dan tahan lama, dan bahan kimia ini ditemukan di banyak mainan. Cadmium, timbal, merkuri, dan arsenik jadi bahan kimia lain yang bisa Anda temukan pada mainan mulai dari boneka yang lembut hingga action figure.
Intinya Bun, Anda sebagai pembeli harus jeli saat memilih mainan untuk anak, tidak hanya tentang keamanannya tapi juga kualitas bahan dan senyawa racun yang ada di dalamnya. Jadi selain secara teratur memonitor mainan anak di rumah, Anda perlu perhatikan kualitas bahan dari mainan yang dimiliki anak.
Tidak ada komentar