KPK: Pilkada, Jangan Pilih Calon Yang Beli Suara
Baturaja Radio - Pilkada Serentak 2018 sudah di depan mata. KPK mengimbau warga jangan
memlih calon yang membeli suara, karena ini adalah bentuk korupsi.
"2018 kan ada penyelenggaraan Pilkada. Saya pesan kepada seluruh mahasiswa yang ada di sini agar tidak memilih pemimpin yang membeli suara. Karena, percaya saja pemimpin seperti itu tidak terjaga integritasnya," imbau Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata dalam Diskusi Musikal Anti Korupsi di Aula Hotel Srikandi, Kendari, Senin (18/9/2017).
Ia bahkan mengatakan jika ada sosok calon pemimpin yang seperti itu, maka lebih baik diberikan hukuman dengan cara mengambil yang diberikan, namun tidak dipilih. "Kita hukum saja, diambil uangnya, tapi jangan dipilih," tukasnya.
Alexander menjamin saat Pilkada dan ada sosok pemimpin yang menawarkan untuk membeli suara, maka pada saat menjabat, pemimpin tersebut akan berpikir untuk mengembalikan dana yang telah dikeluarkannya saat pilkada.
"Kalau sudah menjabat pasti pikirannya bagaimana kembalikan dana yang
sudah keluar, bukan lagi berpikir bagaimana akan membangun daerah dan
mensejahterakan rakyatnya. Belum lagi jika dana yang dikelurarkan saat
pilkada merupakan pinjaman pasti berpikir keras untuk gunakan
kekuasaannya agar dananya kembali," katanya.
Untuk itu, ia meminta peserta diskusi sebagai seorang mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa harus lebih cerdas dalam memilih calon pemimpinnya. Kenali sosok pemimpin yang memiliki integritas dan komitmen untuk membangun daerah.(news.detik.com)
"2018 kan ada penyelenggaraan Pilkada. Saya pesan kepada seluruh mahasiswa yang ada di sini agar tidak memilih pemimpin yang membeli suara. Karena, percaya saja pemimpin seperti itu tidak terjaga integritasnya," imbau Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata dalam Diskusi Musikal Anti Korupsi di Aula Hotel Srikandi, Kendari, Senin (18/9/2017).
Ia bahkan mengatakan jika ada sosok calon pemimpin yang seperti itu, maka lebih baik diberikan hukuman dengan cara mengambil yang diberikan, namun tidak dipilih. "Kita hukum saja, diambil uangnya, tapi jangan dipilih," tukasnya.
Alexander menjamin saat Pilkada dan ada sosok pemimpin yang menawarkan untuk membeli suara, maka pada saat menjabat, pemimpin tersebut akan berpikir untuk mengembalikan dana yang telah dikeluarkannya saat pilkada.
Untuk itu, ia meminta peserta diskusi sebagai seorang mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa harus lebih cerdas dalam memilih calon pemimpinnya. Kenali sosok pemimpin yang memiliki integritas dan komitmen untuk membangun daerah.(news.detik.com)
Tidak ada komentar