Selama 4 tahun Terakhir, Jumlah Pengidap Penyakit AIDS Di OKU Meningkat
Baturaja Radio - Pasca dibubarkannya lokalisasi yang berada di Kelurahan Sepancar
Kecamatan Baturaja Timur pada 2012 yang lalu ternyata berdampak pada
jumlah penduduk derita penyakit seks menular atau dalam bahasa kesehatan
disebut Infeksi Menular Seks dengan bahasa lain HIV AIDS. yang
maningkat dalam rentang 4 tahun terahir jumlah penderita mengalami
peningkatan cukup signifikan sebanyak 68 orang.
Kadin Kesehatan Kabupaten OKU Suharmasto SKM M.Epid didampingi Kabid Pemberantasan Penyakit Andi Prapto SKM MM melalui Kasi Pemberantasan Penyakit Menular Paisol SKM MM mengatakan bahwa data penderita penyakit Seks menular di bumi Sebimbing Sekundang belum begitu berarti jika dilihat dari banyaknya potensi penularan penyakit seks tersebut.
Dikatakannya, masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya dalam memeriksakan diri di sejumlah klinik Volunteri Conseling and Testing (VCT) yang ada di rumah sakit umum dan Puskesmas Lubuk Batang. Sehingga dalam pemantau penyebaran penyakit tabu tersebut sedikit mengalami kesulitan lantaran masih enggannya masyarakat memeriksakan diri.
"Berdasarkan data yang masuk di Dinas Kesehatan OKU, jumlah temuan HIV AIDS di Kabupaten OKU hingga 2016 yang lalu sebanyak 68 orang. 35 orang diduga mengucap HIV dan 33 orang lainnya diduga terjangkit AIDS sebanyak 33 orang. Dan yang dinyatakan meninggal sebanyak 11 orang," terangnya mengungkapkan bawa data diatasi merupakan data sejak tahun 2008 hingga 2016 yang lalu.
Dikatakan Paisol, saat ini pihaknya sudah mengambil langkah strategis dalam meminimalisir penularan penyakit yang tergolong tabu tersebut dengan membentuk tim pelacakan bagi masyarakat yang sudah dinyatakan positif guna memberikan pembinaan dan pemantau.
"Kita sudah bentuk tim pelacakan bagi penderita IMS dengan harapan setelah data diketahui akan lebih mudah dilakukan pemantau terhadap penderita HIV AIDS. Selain itu kami juga terus melakukan. Sosialisasi tentang bahaya penyakit seks menular," terangnya.
Ada beberapa titik temuan IMS berdasarkan laporan sejumlah puskesmas di Kabupaten OKU, yang mana Puskesmas Lubuk Rukam kecamatan Peninjauan merupakan puskesmas tertinggi ditemukan dugaan IMS sebanyak 19 orang dimana 18 orang merupakan perempuan dan 1 diantaranya pria. Disusul kemudian Puskesmas Kedaton Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya sebaya 12 orang 11 pria dan 1 wanita serta menempati posisi ke Tiga yaitu Puskesmas Kemalaraja kecamatan Baturaja Timur sebanyak 6 orang kesemuanya merupakan wanita.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan OKU H Suharmasto SKM M.Epid mengatakan bahwa data pengidap penyakit IMS di Kabupaten OKU seperti gunung es. Dimana data yang ada sekrang ini hanyalah sebagai kecil saja yang terlihat sedangkan yang tidak terlihat sangat banyak.
"Seperti gunung es yang hanya kelihatan pucuk nya saja, sedangkan bagian bawahnya sangat banyak dan besar namun tidak terlihat," ungkapnya menggambarkan kondisi pendataan penyakit IMS di Kabupaten OKU.
Pada intinya, terang H Suharmasto. Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri sekarang ini masih sangat kecil. Untuk itulah pihaknya kedepan berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memeriksakan diri agar penularan penyakit penyakit IMS dapat terpantau. "Semua yang merasa pernah melakukan hubungan seks diluar nikah lebih baik segera periksakan diri di klinik VCT," pungkasnya. (detiksumsel)
Kadin Kesehatan Kabupaten OKU Suharmasto SKM M.Epid didampingi Kabid Pemberantasan Penyakit Andi Prapto SKM MM melalui Kasi Pemberantasan Penyakit Menular Paisol SKM MM mengatakan bahwa data penderita penyakit Seks menular di bumi Sebimbing Sekundang belum begitu berarti jika dilihat dari banyaknya potensi penularan penyakit seks tersebut.
Dikatakannya, masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya dalam memeriksakan diri di sejumlah klinik Volunteri Conseling and Testing (VCT) yang ada di rumah sakit umum dan Puskesmas Lubuk Batang. Sehingga dalam pemantau penyebaran penyakit tabu tersebut sedikit mengalami kesulitan lantaran masih enggannya masyarakat memeriksakan diri.
"Berdasarkan data yang masuk di Dinas Kesehatan OKU, jumlah temuan HIV AIDS di Kabupaten OKU hingga 2016 yang lalu sebanyak 68 orang. 35 orang diduga mengucap HIV dan 33 orang lainnya diduga terjangkit AIDS sebanyak 33 orang. Dan yang dinyatakan meninggal sebanyak 11 orang," terangnya mengungkapkan bawa data diatasi merupakan data sejak tahun 2008 hingga 2016 yang lalu.
Dikatakan Paisol, saat ini pihaknya sudah mengambil langkah strategis dalam meminimalisir penularan penyakit yang tergolong tabu tersebut dengan membentuk tim pelacakan bagi masyarakat yang sudah dinyatakan positif guna memberikan pembinaan dan pemantau.
"Kita sudah bentuk tim pelacakan bagi penderita IMS dengan harapan setelah data diketahui akan lebih mudah dilakukan pemantau terhadap penderita HIV AIDS. Selain itu kami juga terus melakukan. Sosialisasi tentang bahaya penyakit seks menular," terangnya.
Ada beberapa titik temuan IMS berdasarkan laporan sejumlah puskesmas di Kabupaten OKU, yang mana Puskesmas Lubuk Rukam kecamatan Peninjauan merupakan puskesmas tertinggi ditemukan dugaan IMS sebanyak 19 orang dimana 18 orang merupakan perempuan dan 1 diantaranya pria. Disusul kemudian Puskesmas Kedaton Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya sebaya 12 orang 11 pria dan 1 wanita serta menempati posisi ke Tiga yaitu Puskesmas Kemalaraja kecamatan Baturaja Timur sebanyak 6 orang kesemuanya merupakan wanita.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan OKU H Suharmasto SKM M.Epid mengatakan bahwa data pengidap penyakit IMS di Kabupaten OKU seperti gunung es. Dimana data yang ada sekrang ini hanyalah sebagai kecil saja yang terlihat sedangkan yang tidak terlihat sangat banyak.
"Seperti gunung es yang hanya kelihatan pucuk nya saja, sedangkan bagian bawahnya sangat banyak dan besar namun tidak terlihat," ungkapnya menggambarkan kondisi pendataan penyakit IMS di Kabupaten OKU.
Pada intinya, terang H Suharmasto. Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri sekarang ini masih sangat kecil. Untuk itulah pihaknya kedepan berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memeriksakan diri agar penularan penyakit penyakit IMS dapat terpantau. "Semua yang merasa pernah melakukan hubungan seks diluar nikah lebih baik segera periksakan diri di klinik VCT," pungkasnya. (detiksumsel)
Tidak ada komentar