OKU Timur Segera Beli Peralatan Organik
Baturaja Radio - Untuk meningkatkan hasil pertanian organik dan meningkatkan harga
jual pertanian organik, Pemerintah Kabupaten OKU Timur berencana membeli
mesin pemilah beras dan mesin pengemas untuk meningkatkan kualitas beras organik.
Hal itu diungkapkan Bupati OKU Timur HM Kholid MD Kamis (20/4).
Menurut Kholid, kegunaan mesin pemilah
adalah untuk memisahkan beras yang patah dengan yang bagus sehingga
dalam penjualan beras organik tersebut bisa dipilih kualitas yang
benar-benar bagus dan tidak patah untuk kemudian dikemas dan dijual
dengan harga yang cukup tinggi seperti yang ada di Kota Tasikmalaya. Per
kilogram beras organik laku hingga Rp. 60 Ribu lebih.
Dengan adanya mesin pemilah tersebut kata dia, maka antara kemasan akan berbeda mulai dari beras yang patah dengan yang utuh.
Selama ini petani menjual beras masih dicampur antara yang patah
dengan yang bagus sehingga harga akan berubah dan belum menguntungkan
petani.
"Selain mesin pemilah,
kita juga akan membeli mesin pengemas beras sehingga beras yang sudah
masuk dalam kemasan akan mampu bertahan lama karena hampa udara. Beras organik yang sudah dikemas sedemikian rupa akan mampu bertahan selama satu tahun," katanya.
Dalam melakukan pengemasan lanjutnya, dua macam yang pertama hampa
udara dan yang kedua seperti kemasan beras biasanya. Hanya saja lebih
rapi dan bagus. Untuk kemasan hampa udara akan bertahan sekitar satu
tahun, sedangkan yang kemasan biasa hanya bertahan selama satu bulan.
"Jika kita sudah memiliki alat pemilah dan pengemas maka petani kita
bisa lebih sejahtera karena harganya akan lebih tinggi dari biasanya.
Namun akan kita anggarkan mendatang. Agar apa yang kita pasarkan sama
dengan produksi tasikmalaya," kata Kholid sambil menunjukkan contoh
beras organik kemasan Tasik Malaya.
OKU Timur kata dia, mudah-mudahan menjadi kabupaten dengan
penghasilan berbagai pertanian organik mulai dari beras, persawahan dan
berbagai jenis pertanian lainnya.
"Hasil pertanian organik akan lebih sehat karena tidak menggunakan pupuk kimia yang bisa merusak tubuh dari dalam," katanya. (tribunnews.com)
Tidak ada komentar