Pinjaman dari China Segera Cair, Proyek Tol Cisumdawu Siap Dikebut
Baturaja Radio - Pinjaman dari China sebesar Rp 3,2 triliun untuk pembangunan Jalan Tol
Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) segera cair dalam waktu dekat.
Pencairan sempat tertunda lantaran ada kendala teknis yang diakibatkan
adanya perubahan desain terowongan dalam rangkaian Jalan Tol sepanjang
60,5 km tersebut.
"Yang masalah di kita (Kementerian PUPR) adalah kendala desain terowongan, sehingga waktu itu ada perubahan nilai investasi. Tapi kan itu sudah selesai waktu lalu. Sekarang tinggal mengurus pencairannya di Kementerian Keuangan," jelas Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna kepada detikFinance, Sabtu (11/6/2016).
Terowongan yang dimaksud adalah terowongan sepanjang 427 meter yang menembus bukit di desa Cilengsar. Pembuatan terowongan dipilih dengan biaya yang lebih murah ketimbang metode lain seperti membelah bukit.
Pembuatan terowongan sendiri akan dilakukan oleh Metallurgy Corporation of China (MCC) dengan metode New Austrian Tunneling Method.
Dengan selesainya desain terowongan, maka saat ini prosesnya tinggal penandatanganan perjanjian pinjaman dengan pihak China dalam hal ini China Eximbank.
"Loan agreement-nya (perjanjian pinjamannya) ada di Kementerian Keuangan. Sekitar satu atau dua minggu ini kita harapkan selesai. Setelah itu pencairan nggak perlu waktu lama," tutur dia.
Tol Cisumdawu terbagi menjadi enam seksi yaitu Seksi I Cileunyi-Rancakalong sepanjang 12,025 km, Seksi II Rancakalong-Sumedang sepanjang 17,05 km, Seksi III Sumedang-Cimalaka sepanjang 3,75 km, Seksi IV Cimalaka-Legok sepanjang 8,2 km, Seksi V Legok-Ujung Jaya sepanjang16,42 km dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan sepanjang 4,23 km.
Dari total 6 seksi tersebut, Pemerintah punya tanggung jawab melakukan pembangunan di seksi I dan II termasuk pembangunan terowongan di desa Cilengsar yang bakal menjadi terowongan terlebar di RI.
Untuk melakukan pembangunan di Seksi I dan II tersebut, Pemerintah menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN-P) yang nilainya setara dengan 10% dari nilai kontrak. Sementara Loan China mencapai 90% dari nilai kontrak.
Seksi III-VI Dilelang Juli 2016
Herry menambahkan, saat ini Pemerintah lewat BPJT Kementerian PUPR sedang menyelesaikan dokumen lelang. Ia memperkirkan, penyelesaian dokumen tersebut bakal rampung akhir bulan ini.
"Kalau sudah selesai, kita bisa langsung umumkan Pra Kualifikasi untuk mencari investor yang akan menggarap seksi III-VI Tol Cisumdawu," kata Herry.
Ia mengatakan, minat investor terhadap Jalan Tol ini sebenarnya cukup tinggi. Belum lagi lelang dibuka, pernyataan minat sudah banyak datang ke pada dirinya.
"Sudah ada ya, investor-investor konstruksi BUMN sudah menyatakan minat. Ada juga yang dari China," pungkas dia. (Detik.com)
"Yang masalah di kita (Kementerian PUPR) adalah kendala desain terowongan, sehingga waktu itu ada perubahan nilai investasi. Tapi kan itu sudah selesai waktu lalu. Sekarang tinggal mengurus pencairannya di Kementerian Keuangan," jelas Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna kepada detikFinance, Sabtu (11/6/2016).
Terowongan yang dimaksud adalah terowongan sepanjang 427 meter yang menembus bukit di desa Cilengsar. Pembuatan terowongan dipilih dengan biaya yang lebih murah ketimbang metode lain seperti membelah bukit.
Pembuatan terowongan sendiri akan dilakukan oleh Metallurgy Corporation of China (MCC) dengan metode New Austrian Tunneling Method.
Dengan selesainya desain terowongan, maka saat ini prosesnya tinggal penandatanganan perjanjian pinjaman dengan pihak China dalam hal ini China Eximbank.
"Loan agreement-nya (perjanjian pinjamannya) ada di Kementerian Keuangan. Sekitar satu atau dua minggu ini kita harapkan selesai. Setelah itu pencairan nggak perlu waktu lama," tutur dia.
Tol Cisumdawu terbagi menjadi enam seksi yaitu Seksi I Cileunyi-Rancakalong sepanjang 12,025 km, Seksi II Rancakalong-Sumedang sepanjang 17,05 km, Seksi III Sumedang-Cimalaka sepanjang 3,75 km, Seksi IV Cimalaka-Legok sepanjang 8,2 km, Seksi V Legok-Ujung Jaya sepanjang16,42 km dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan sepanjang 4,23 km.
Dari total 6 seksi tersebut, Pemerintah punya tanggung jawab melakukan pembangunan di seksi I dan II termasuk pembangunan terowongan di desa Cilengsar yang bakal menjadi terowongan terlebar di RI.
Untuk melakukan pembangunan di Seksi I dan II tersebut, Pemerintah menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN-P) yang nilainya setara dengan 10% dari nilai kontrak. Sementara Loan China mencapai 90% dari nilai kontrak.
Seksi III-VI Dilelang Juli 2016
Herry menambahkan, saat ini Pemerintah lewat BPJT Kementerian PUPR sedang menyelesaikan dokumen lelang. Ia memperkirkan, penyelesaian dokumen tersebut bakal rampung akhir bulan ini.
"Kalau sudah selesai, kita bisa langsung umumkan Pra Kualifikasi untuk mencari investor yang akan menggarap seksi III-VI Tol Cisumdawu," kata Herry.
Ia mengatakan, minat investor terhadap Jalan Tol ini sebenarnya cukup tinggi. Belum lagi lelang dibuka, pernyataan minat sudah banyak datang ke pada dirinya.
"Sudah ada ya, investor-investor konstruksi BUMN sudah menyatakan minat. Ada juga yang dari China," pungkas dia. (Detik.com)
Tidak ada komentar