Ini Hasil Analisis BMKG Terkait Gempa 5,4 SR yang Guncang Bengkulu
Baturaja Radio - Gempa dengan kekuatan 5,4 Skala Richter (SR) mengguncang Bengkulu dan
Sumatera Barat bagian selatana sekitar pukul 04.15 WIB. Gempa berada di
koordinat episenter pada koordinat 3,26 LS dan 101,31 BT, tepatnya di
laut pada jarak 66 kilometer arah barat daya Mukomuko Bengkulu, pada
kedalaman hiposenter 54 kilometer.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa guncangan dirasakan di Kota Bengkulu, Mukmuko, Penampung, Ketaun, Ipuh dan Kepulauan Mentawai dalam skala intensitas II-III MMI (II SIG-BMKG) apabila dilihat dari Peta Tingkat Guncangan (shake map) BMKG. Sementara itu di daerah Pesisir Selatan hingga Padang Sumatera Barat, guncangan dirasakan dalam skala intensitas II MMI (I SIG-BMKG).
"Meskipun banyak warga di Bengkulu sempat berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri, tetapi hingga penjelasan gempa bumi ini disusun, belum ada laporan adanya kerusakan bangunan akibat gempa bumi," kata Daryono dalam keterangannya, Minggu (19/6/2016).
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia dengan hiposenter terletak di zona transisi Megathrust-Benioff. Karena hiposenter berada di kedalaman 55 kilometer maka gempa bumi ini masih disebut sebagai gempa bumi dangkal karena kedalamannya kurang dari 60 kilometer, namun demikian spektrum guncangan gempa bumi ini masih cukup luas hingga dapat dirasakan di Padang, Sumatera Barat.
"Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh mekanime penyesaran naik (thrust fault). Sehingga patut kita syukuri bahwa gempabumi yang terjadi pada kedalaman 54 kilometer dengan kekuatan relatif kecil M=5,4 sehingga tidak berpotensi menimbulkan tsunami," jelas Daryono.
Daryono menyebut sejauh ini belum ada aktivitas gempa bumi susulan. Dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab karena gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.(Detik.com)
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa guncangan dirasakan di Kota Bengkulu, Mukmuko, Penampung, Ketaun, Ipuh dan Kepulauan Mentawai dalam skala intensitas II-III MMI (II SIG-BMKG) apabila dilihat dari Peta Tingkat Guncangan (shake map) BMKG. Sementara itu di daerah Pesisir Selatan hingga Padang Sumatera Barat, guncangan dirasakan dalam skala intensitas II MMI (I SIG-BMKG).
"Meskipun banyak warga di Bengkulu sempat berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri, tetapi hingga penjelasan gempa bumi ini disusun, belum ada laporan adanya kerusakan bangunan akibat gempa bumi," kata Daryono dalam keterangannya, Minggu (19/6/2016).
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia dengan hiposenter terletak di zona transisi Megathrust-Benioff. Karena hiposenter berada di kedalaman 55 kilometer maka gempa bumi ini masih disebut sebagai gempa bumi dangkal karena kedalamannya kurang dari 60 kilometer, namun demikian spektrum guncangan gempa bumi ini masih cukup luas hingga dapat dirasakan di Padang, Sumatera Barat.
"Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh mekanime penyesaran naik (thrust fault). Sehingga patut kita syukuri bahwa gempabumi yang terjadi pada kedalaman 54 kilometer dengan kekuatan relatif kecil M=5,4 sehingga tidak berpotensi menimbulkan tsunami," jelas Daryono.
Daryono menyebut sejauh ini belum ada aktivitas gempa bumi susulan. Dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab karena gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.(Detik.com)
Tidak ada komentar