Gempa 5 SR Terjadi di Selat Sunda, Jalur Penyeberangan Tetap Aman
Baturaja Radio - Gempa dengan magnitude 5.0 Skala Richter (SR) terjadi di Selat Sunda,
atau barat daya Lampung Selatan. Tak ada ancaman tsunami dan kondisi
laut tetap aman.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa terjadi pada pukul 10.32 WIB, Selasa (28/6/2016). Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6.16 LS dan 105.32 BT, tepatnya di Selat Sunda pada jarak 55 kilometer arah tenggara Telukbetung pada kedalaman hiposenter 45 kilometer.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan hasil analisis peta guncangan (shakemap) BMKG serta sebaran data percepatan getaran tanah, tampak bahwa secara umum gempabumi ini dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI (II SIG BMKG) di Bandar Lampung, Tanjung Karang, Cilegon, Serang dan Kotaagung.
Wilayah lain yang agak jauh dari episenter umumnya hanya mengalami guncangan dalam skala intensitas I - II MMI (I SIG BMKG), kecuali terdapat anomali seperti halnya di daerah Liwa yang mengalami guncangan dengan intensitas II-III MMI (II SIG BMKG). Hal ini dimungkinkan mengingat kondisi tanah setempat yang lebih rentan terhadap guncangan gempabumi.
Skala intensitas III MMI (II SIG BMKG) memiliki diskripsi dampak gempabumi dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar. Gempabumi ini dilaporkan sempat mengejutkan masyarakat di Bandar Lampung dan Tanjungkarang hingga beberapa orang berlarian keluar rumah.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini merupakan gempabumi dangkal disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia dengan hiposenter terletak di bawah Selat Sunda. Patut kita syukuri, meskipun pusat gempabumi di laut, tetapi karena kekuatan gempabumi relatif kecil sehingga gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.
"Terkait peristiwa gempabumi Selat Sunda yang terjadi, hingga laporan ini dibuat pada pukul 11.15 WIB belum terjadi aktivitas gempabumi susulan (aftershocks), untuk itu masyarakat dihimbau agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG. Khusus masyarakat di daerah pesisir Banten dan Lampung, dihimbau agar tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab karena gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," jelas Daryono.(http://news.detik.com)
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa terjadi pada pukul 10.32 WIB, Selasa (28/6/2016). Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6.16 LS dan 105.32 BT, tepatnya di Selat Sunda pada jarak 55 kilometer arah tenggara Telukbetung pada kedalaman hiposenter 45 kilometer.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan hasil analisis peta guncangan (shakemap) BMKG serta sebaran data percepatan getaran tanah, tampak bahwa secara umum gempabumi ini dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI (II SIG BMKG) di Bandar Lampung, Tanjung Karang, Cilegon, Serang dan Kotaagung.
Wilayah lain yang agak jauh dari episenter umumnya hanya mengalami guncangan dalam skala intensitas I - II MMI (I SIG BMKG), kecuali terdapat anomali seperti halnya di daerah Liwa yang mengalami guncangan dengan intensitas II-III MMI (II SIG BMKG). Hal ini dimungkinkan mengingat kondisi tanah setempat yang lebih rentan terhadap guncangan gempabumi.
Skala intensitas III MMI (II SIG BMKG) memiliki diskripsi dampak gempabumi dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar. Gempabumi ini dilaporkan sempat mengejutkan masyarakat di Bandar Lampung dan Tanjungkarang hingga beberapa orang berlarian keluar rumah.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini merupakan gempabumi dangkal disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia dengan hiposenter terletak di bawah Selat Sunda. Patut kita syukuri, meskipun pusat gempabumi di laut, tetapi karena kekuatan gempabumi relatif kecil sehingga gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.
"Terkait peristiwa gempabumi Selat Sunda yang terjadi, hingga laporan ini dibuat pada pukul 11.15 WIB belum terjadi aktivitas gempabumi susulan (aftershocks), untuk itu masyarakat dihimbau agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG. Khusus masyarakat di daerah pesisir Banten dan Lampung, dihimbau agar tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab karena gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," jelas Daryono.(http://news.detik.com)
Tidak ada komentar