Dibanding Malaysia, Tingkat Konsumsi Daging Ayam di Indonesia Masih Rendah
Baturaja Radio - Manajemen PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) berharap tingkat
konsumsi masyarakat terhadap daging ayam mengalami peningkatan.
Pasalnya, tingkat konsumsi ayam saat ini masih terbilang rendah.
Presiden Direktur CPIN, Tjiu Thomas Effendy mengatakan, tingkat konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia masih kalah dengan negara tetangga yakni Malaysia.
"Tingkat konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia masih minim jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia," ujar Thomas di Jakarta, Kemarin (15/6/2016).
Thomas menyebutkan, tingkat konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia baru mencapai 9 kilogram (kg) per kapita per tahun. Sedangkan Malaysia mencapai 36 kg per kapita per tahun.
"Kalau dilihat dari statistik angkanya cukup jauh kan," terang Thomas.
Menurut Thomas, agar tingkat konsumsi daging ayam meningkat, penerimaan upah yang diterima masyarakat Indonesia harus ditingkatkan, karena akan berpengaruh pada peningkatan daya beli masyarakat terhadap daging ayam.
"Tingkat penerimaan perlu ditingkatkan, karena peningkatan konsumsi harus dibarengi dengan penerimaan," tutur Thomas.
Meski demikian, Thomas berharap dengan program pemerintah yang memfokuskan pengembangan perekonomian dari daerah, penerimaan masyarakat bisa merata dan daya beli masyarakat Indonesia menjadi meningkat.
"Dengan program pemerintah yang membangun dari pinggir, tingkat penerimaan di daerah bisa meningkat dan itu akan meningkatkan daya beli, sehingga daya konsumsi daging ayam meningkat. Yang penting bagaimana tingkat konsumsi daging ayam bisa meningkat dengan cepat," pungkasnya.(http://palembang.tribunnews.com)
Presiden Direktur CPIN, Tjiu Thomas Effendy mengatakan, tingkat konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia masih kalah dengan negara tetangga yakni Malaysia.
"Tingkat konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia masih minim jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia," ujar Thomas di Jakarta, Kemarin (15/6/2016).
Thomas menyebutkan, tingkat konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia baru mencapai 9 kilogram (kg) per kapita per tahun. Sedangkan Malaysia mencapai 36 kg per kapita per tahun.
"Kalau dilihat dari statistik angkanya cukup jauh kan," terang Thomas.
Menurut Thomas, agar tingkat konsumsi daging ayam meningkat, penerimaan upah yang diterima masyarakat Indonesia harus ditingkatkan, karena akan berpengaruh pada peningkatan daya beli masyarakat terhadap daging ayam.
"Tingkat penerimaan perlu ditingkatkan, karena peningkatan konsumsi harus dibarengi dengan penerimaan," tutur Thomas.
Meski demikian, Thomas berharap dengan program pemerintah yang memfokuskan pengembangan perekonomian dari daerah, penerimaan masyarakat bisa merata dan daya beli masyarakat Indonesia menjadi meningkat.
"Dengan program pemerintah yang membangun dari pinggir, tingkat penerimaan di daerah bisa meningkat dan itu akan meningkatkan daya beli, sehingga daya konsumsi daging ayam meningkat. Yang penting bagaimana tingkat konsumsi daging ayam bisa meningkat dengan cepat," pungkasnya.(http://palembang.tribunnews.com)
Tidak ada komentar