Bendera Merah Putih Raksasa Dibentangkan di Perbatasan RI-Papua Nugini
Baturaja Radio - Sebuah bendera merah putih raksasa dengan panjang 120 meter dan lebar 80
meter dibentangkan di perbatasan RI-Papua Nugini, tepatnya di lapangan
bola kampung Skofro, kabupaten Keerom, Minggu (1/5/2016). Ini sebagai
simbol integrasi Papua ke NKRI 53 tahun silam.
Aksi ini dilakukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Keerom, bersama siswa-siswi, masyarakat, TNI, dan Polri di wilayah tersebut.
"Ini dalam rangka peringatan hari kembalinya Papua (Irian Jaya) ke pangkuan ibu pertiwi atau Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 1 Mei 1963," kata James Alfred Kembu, koodinator kegiatan pengibaran bendera merah putih raksasa di tapal batas RI-PNG di Skofro, Jayapura.
James mengingatkan kepada semua pihak, terutama generasi muda Papua, bahwa Papua sudah menjadi bagian dari NKRI. Makna dari pengibaran bendera itu, pihak pemuda tidak mau lagi ada isu-isu propaganda yang dibuat oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab.
"Kami tidak mau ada propaganda terkait masalah Papua," katanya.
Ia mengaku, sebagai kaum muda di Keerom, daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini (PNG), garda terdepan bangsa inginkan merdeka di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan jauh dari bodoh dan kemiskinan.
"Kami tidak mau jadi korban dengan kelompok-kelompok yang arahnya tidak jelas. Jadi, kami minta stop dengan politik propaganda yang dilakukan oleh kelompok pemecah bangsa, baik dalam negeri atau luar negeri dengan kepentingan asing yang ingin memecah belang bangsa," paparnya.
Untuk itu, kata dia, pengibaran bendera merah putih itu untuk menunjukkan kepada segenap bangsa bahwa 1 Mei 1963 merupakan tonggak sejarah yang tidak boleh diganggu gugat.
"Jika tidak ada 1 Mei 1963, maka tidak ada pemerintahan masa kini di Papua, tidak ada pembangunan seperti saat ini. Untuk itu, kami ingin semua kalangan melihat kampung ini, masyarakat di sini menginginkan pembangunan. Ke depannya pemerintah harus memperhatikan masyarakat di tapal batas," kata James.
(http://news.detik.com)
Aksi ini dilakukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Keerom, bersama siswa-siswi, masyarakat, TNI, dan Polri di wilayah tersebut.
"Ini dalam rangka peringatan hari kembalinya Papua (Irian Jaya) ke pangkuan ibu pertiwi atau Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 1 Mei 1963," kata James Alfred Kembu, koodinator kegiatan pengibaran bendera merah putih raksasa di tapal batas RI-PNG di Skofro, Jayapura.
James mengingatkan kepada semua pihak, terutama generasi muda Papua, bahwa Papua sudah menjadi bagian dari NKRI. Makna dari pengibaran bendera itu, pihak pemuda tidak mau lagi ada isu-isu propaganda yang dibuat oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab.
"Kami tidak mau ada propaganda terkait masalah Papua," katanya.
Ia mengaku, sebagai kaum muda di Keerom, daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini (PNG), garda terdepan bangsa inginkan merdeka di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan jauh dari bodoh dan kemiskinan.
"Kami tidak mau jadi korban dengan kelompok-kelompok yang arahnya tidak jelas. Jadi, kami minta stop dengan politik propaganda yang dilakukan oleh kelompok pemecah bangsa, baik dalam negeri atau luar negeri dengan kepentingan asing yang ingin memecah belang bangsa," paparnya.
Untuk itu, kata dia, pengibaran bendera merah putih itu untuk menunjukkan kepada segenap bangsa bahwa 1 Mei 1963 merupakan tonggak sejarah yang tidak boleh diganggu gugat.
"Jika tidak ada 1 Mei 1963, maka tidak ada pemerintahan masa kini di Papua, tidak ada pembangunan seperti saat ini. Untuk itu, kami ingin semua kalangan melihat kampung ini, masyarakat di sini menginginkan pembangunan. Ke depannya pemerintah harus memperhatikan masyarakat di tapal batas," kata James.
(http://news.detik.com)
Tidak ada komentar