Mahasiswa UI Korban Kecelakaan di Puncak Gunung Slamet dan ini Kesaksian Rekannya
Baturaja Radio - Irfan Hidayat (18), mahasiswa UI korban kecelakaan
di Puncak Gunung Slamet tiba diposko evakuasi yang didirikan tim SAR
gabungan di Baturraden, Banyumas. Korban langsung ditangani oleh tim
dari PMI dan dokter yang didatangkan ke posko.
Korban tiba di Posko sekitar pukul 14.30 WIB, Senin (18/4/2016). Menurut Lutfi, rekan korban yang ikut mendaki, Irfan sempat terguling-guling di batuan puncak Gunung Slamet kerena kondisi medan yang sulit.
"Kita turun satu-satu karena jalurnya curam, posisi saya yang pertama, kita jaga jarak takut batu jatuh, kita jalan pakai pinggul (nggesot/merosot) agar tidak kepeleset," kata Lutfi, salah satu pendaki yang terlebih dahulu turun ke posko evakuasi.
Menurut dia, saat itu Irfan berada di posisi ketujuh, tiba-tiba dia mendengar ada suara teriakan dari atas yang menyatakan jika Irfan terpeleset dan jatuh.
"Ada yang teriak, Irfan-Irfan.., saya lihat keatas ada yang guling-guling, lalu saya teriak ke atas masih sadar apa tidak, dia teriak kalau Irfan masih sadar," ceritanya.
Tak lama kemudian, teman-teman yang berada di atas teriak agar yang berada di bawah untuk segera meminta bantuan. "Saya coba cari sinyal tapi tidak ada, lalu kita ketemu anak Yogya di batas vegetasi dan meminta agar mengabarkan ke Kaliwadas," ujarnya.
Dia menjelaskan, sejak awal dirinya sempat memperingatkan kepada teman-teman yang berada di belakangnya agar berhati-hati karena kondisi medan di puncak yang sangat terjal dengan kemiringan yang luar biasa.
"Setengah jalan ada jalurnya, ke atas mulai terjal dan tidak ada pegangan dan jejak pasir serta batuan krikil. Posisi turun sambil duduk, kita jaga jarak biar tidak kena batu," jelasnya.
Dia mengungkapkan jika dirinya bersama teman-temannya belum pernah melakukan pendakian ke Gunung Slamet.
"Belum pernah naik ke Gunung Slamet. Semua dari UI, cuma ada dua yang dari ITS dan semua dari Sumatera, ingin mendaki aja, tahu jalur sini kebetulan diajak juga sama teman katanya lewat Baturraden, kita kontak sama Raden Pala. Rencana turun seharusnya kemarin Minggu," katanya(news.detik.com)
Korban tiba di Posko sekitar pukul 14.30 WIB, Senin (18/4/2016). Menurut Lutfi, rekan korban yang ikut mendaki, Irfan sempat terguling-guling di batuan puncak Gunung Slamet kerena kondisi medan yang sulit.
"Kita turun satu-satu karena jalurnya curam, posisi saya yang pertama, kita jaga jarak takut batu jatuh, kita jalan pakai pinggul (nggesot/merosot) agar tidak kepeleset," kata Lutfi, salah satu pendaki yang terlebih dahulu turun ke posko evakuasi.
Menurut dia, saat itu Irfan berada di posisi ketujuh, tiba-tiba dia mendengar ada suara teriakan dari atas yang menyatakan jika Irfan terpeleset dan jatuh.
"Ada yang teriak, Irfan-Irfan.., saya lihat keatas ada yang guling-guling, lalu saya teriak ke atas masih sadar apa tidak, dia teriak kalau Irfan masih sadar," ceritanya.
Tak lama kemudian, teman-teman yang berada di atas teriak agar yang berada di bawah untuk segera meminta bantuan. "Saya coba cari sinyal tapi tidak ada, lalu kita ketemu anak Yogya di batas vegetasi dan meminta agar mengabarkan ke Kaliwadas," ujarnya.
Dia menjelaskan, sejak awal dirinya sempat memperingatkan kepada teman-teman yang berada di belakangnya agar berhati-hati karena kondisi medan di puncak yang sangat terjal dengan kemiringan yang luar biasa.
"Setengah jalan ada jalurnya, ke atas mulai terjal dan tidak ada pegangan dan jejak pasir serta batuan krikil. Posisi turun sambil duduk, kita jaga jarak biar tidak kena batu," jelasnya.
Dia mengungkapkan jika dirinya bersama teman-temannya belum pernah melakukan pendakian ke Gunung Slamet.
"Belum pernah naik ke Gunung Slamet. Semua dari UI, cuma ada dua yang dari ITS dan semua dari Sumatera, ingin mendaki aja, tahu jalur sini kebetulan diajak juga sama teman katanya lewat Baturraden, kita kontak sama Raden Pala. Rencana turun seharusnya kemarin Minggu," katanya(news.detik.com)
Tidak ada komentar