Cegah Banjir, BPBD Sumsel Usulkan Normalisasi Sungai-sungai di Daerah
Baturaja Radio - mBencana banjir yang menimpa beberapa daerah kabupaten di Sumatera Selatan, seperti Ogan Ilir, Muratara, Ogan Komering Ulu Timur (OKUT) dan Musi Banyuasin membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel berencana melakukan normalisasi terhadap sungai-sungai daerah rawan banjir yang kini telah dangkal.
Kepala BPBD Sumsel, Yulizar Dinoto mengatakan, ke depan akan melakukan studi kelayakan normalisasi sungai-sungai yang menyebabkan banjir di Sumsel. Menurutnya, sebelum normalisasidilakukan, sungai yang menjadi target akan studi dulu, apa perlu pengerukan atau pendalaman.
"Jadi kita itu bukan mengatasi saja, ke depan kita berpikir bagaimana mencegahnya," kata Yulizar Dinoto usai menyerahkan secara simbolis bantuan dari Gubernur Sumsel H Alex Noerdin ke Bupati Muratara Syarif Hidayat di Kantor BPBD Sumsel, Jumat (1/4/2016).
Yulizar melanjutkan, jelas jika di Kota Palembang ini penyebab banjirnya diantaranya selokan-selokan mampet sehingga saluran air perlu di drainase. Sementara di kabupaten/kota, rata-rata sungainya yang sudah dangkal yang menyebabkan banjir.
"Jadi sungai-sungai yang dangkal akan kita buat studi dan ajukan ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) bahwa pencegah banjir itu normalisasi," tambah mantan Pj Bupati Ogan Ilir.
Namun, menurut Yulizar program normalisasi tersebut butuh dana besar dan ia menyebutkan bahwa jika dari dana APBD saja rasanya tidak sanggup, jadi pihaknya akan meminta bantuan ke pusat. Adapun sungai-sungai di Sumsel yang diyakini sudah dangkal dan perlu dilakukan normalisasi adalah Sungai Ogan, Sungai Musi, Sungai Rupit, Sungai Komering, dan lain sebagainya.
"Itu rata-rata sudah dangkal akibat apa, macam macam, akibat erosi, buang sampai di sungai dan sebagainya. Kita ke depan ini mencegah, termasuk musim kemarau kita studi agar jangan banjir lagi tahun depan," ujar Yulizar.
Ditanyakan berapa dana yang diperlukan untuk normalisasi sungai, Yulizar mengatakan belum bisa dipastikan, yang pasti lumayan besar. Dan pihaknya akan mulai melakukan studi perencanaan secepatnya dan akan diserahkan ke BNPB untuk dipelajari.
"Paling lama studi dilakukan selama 3 bulanan. Mungkin saat kemarau ini (normalisasi) akan mulai berjalan," tambahnya.
Saat ini, Yulizar menyebutkan setiap kabupaten rawan bencana telah disiagakan alat berat untuk mengatasi longsor, seperti Pagaralam, Lahat dan lain sebagainya.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin melalui BPBD Sumsel memberikan bantuan untuk korban banjir, salah satunya Kabupaten Musirawas Utara (Muratara) dengan Bupatinya Syarif Hidayat yang datang langsung ke BPBD Sumsel. Yulizar mengungkapkan H Alex Noerdin pertama membantu korban di Musi Banyuasin sebanyak 27 ton beras berikut sandang pangan, family kids dan peralatan dapur, serta perahu fiber.
Sementara Kamis (31/3/2016) lalu di Ogan Ilir diserahkan sebanyak 3 ton beras, sandang pangan, family kids dan peralatan dapur. Dan di OKUT diserahkan 4 ton beras serta sandang pangan, family kids dan peralatan dapur.
"Dan Muratara hari ini beras 17 ton, sandang pangan, family kids dan peralatan dapur. Sebelumnya Gubernur Sumsel sudah memberikan bantuan 30 ton beras melalui Dinas Sosial Sumsel," ungkap Yulizar.
Yulizar menerangkan, fokus memberikan bantuan seperti itu karena ini diyakini dapat untuk menstabilkan kondisi kehidupan, dari makan, pakaian hingga terpal sehingga korban banjir tidak terganggu kalau sawahnya banjir, dengan adanya bantuan ini korban banjir tetap bisa hidup seperti biasa.
"Tinggal lagi kabupaten/kota untuk membagikan secepatnya kepada masyarakat," ujarnya.
Sementara Bupati Muratara, Syarif Hidayat mengatakan saat ini kondisi banjir sudah menurun namun air masih menggenang sehingga korban banjir tidak bisa mencari kebutuhan sehari-hari. Dampak dari banjir sendiri, lanjut Syarif, dari 7 kecamatan di Muratara, 5 kecamatan terjadi banjir dan 20 ribu Kepala Keluarga (KK) menjadi korban dan menerima bantuan. Selain dari Pemda Muratara, pengusaha, Syarif menyebutkan 30 ton beras sudah diterma dari gubenur Sumsel, dan kembali dibantu 17 ton beras melalui BPBD.
"Untuk itu terima kasih kepada Gubernur karena sudah memberikan bantuan. Kami akan secepatnya sampaikan ke masyarakat yang terkena banjir ini," kata Syarif.
Syarif bersyukur hingga saat ini belum ada korban banjir yang terkena penyakit serius akibat banjir, namun diakuinya bahan makanan mulai menipis dan 7 jembatan putus di Muratara.
"Kalau memang nanti saya minta ketua PU untuk rehab dengan biaya tanggap darurat sudah siap, tapi kalau memang tidak cukup akan dianggarkan pada 2017," tambahnya.
Diakui Syarif pada tahun ini banjir memang sedikit parah karena tahun lalu tidak ada jembatan putus memang luar biasa besarnya. Menurutnya jembatan putus itu dikarenakan banyak pohon pohon atau bambu.
"Kemarin masih 70 cm. Sudah diatasi dengan bantuan dari Pemda Muratara dan pengusaha, tapi belum cukup untuk memenuhi. Alhamdulillah ada bantuan dari gubernur. Insya Allah akan kita sampaikan secepatnya," tukasnya. (wet/TS) (tribunnews)
Tidak ada komentar