20 Anak Kurang Mampu Dapat Beasiswa Kuliah D-III dari PTBA
Baturaja Radio - PT Bukit Asam (Persero) Tbk melakukan sosialisasi untuk program beasiswa Bidiksiba (Biaya Pendidikan Mahasiswa Bukit Asam), untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan D III Politeknik Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang tahun 2016.
"Ke-20 orang anak yang mendapat beasiswa itu adalah dari keluarga kurang mampu dan berprestasi," kata Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) melalui Senior Manager (SM) CSR PTBA Syaipul Islam, di Kantor PTBA, Tanjungenim, Senin (25/4/2016).
Menurut Syaipul Islam, program ini dikhususkan untuk keluarga yang tidak mampu dan anaknya berprestasi di sekitar perusahaan PTBA. Dan ini merupakan program CSR PTBA.
Untuk tahun 2016, telah disetujui untuk Politeknik Unsri sebanyak 20 orang.
Namun pihaknya akan berupaya mendapatkan kuota yang lebih besar lagi sehingga siswa lebih banyak yang bisa disekolahkan.
PTBA sangat komitmen untuk kemajuan pendidikan sehingga alokasi dana kepedulian sosial (CSR) selalu dianggarkan cukup besar setiap tahunnya.
Program Bidiksiba ini, untuk saat ini memang diprioritaskan untuk masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan (ring I).
Dalam beasiswa ini, kata Syaipul, memang sengaja membidik D.III bukan S1, dengan harapan mereka cepat selesai kuliah dan bekerja sehingga bisa meningkatkan taraf hidup mereka.
Sebab siswa yang diberikan beasiswa ini, syaratnya harus dari keluarga tidak mampu.
Oleh karena itu, mulai mereka mendaftar di SPMB-BP hingga mereka kuliah seluruh ditanggung oleh PTBA, mulai dari biaya pendidikan, biaya kuliah dan uang buku, tetapi juga biaya hidup mereka, dan pemondokan. Siswa hanya menyiapkan fisik dan kemampuan.
Ditambahkan Ketua Tim seleksi Bidiksiba PTBA Juliana, pihaknya akan membantu mulai dari pendaftaran peserta SPMB-BP via internet, dimana seluruhnya biayanya ditanggung oleh PTBA.
Setelah dinyatakan lulus, timnya akan turun ke lapangan melakukan klarifikasi. Jika di lapangan ternyata penerimanya tidak sesuai kriteria, maka beasiswanya bisa dibatalkan.
"Jika ternyata mereka orang mampu, maka kami batalkan. Sebab kita ingin orang tidak mampu yang menerimanya," tukas Juliana.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaraenim Drs Muzakar MSi, sangat menyambut baik program Bidiksiba tersebut.
Program tersebut tentu sangat membantu pemerintah dalam mengentaskan dunia pendidikan. Sebab peran pihak ketiga seperti BUMN sangat dibutuhkan.
Karena jika hanya mengandalkan pemerintah, tentu cukup sulit.
Dengan dana terbatas, tentu pembangunan infrastruktur, mobilier, siswa dan SDM guru tentu cukup menguras APBD.
"Program ini benar-benar sangat membantu siswa yang tidak mampu bisa berkuliah," kata Muzakar.
PTBA ke depan, kata Muzakar, jangan saja membiayai anak-anak kuliah di Perguruan Tinggi, namun setelah tamat untuk bisa ditampung atau direkrut sebagai karyawan PTBA yang telah membiayai untuk regenerasi di PTBA.
Dan program ini, bukan saja untuk anak-anak di ring I PTBA, tetapi diperluas untuk anak-anak di wilayah Kabupaten Muaraenim juga, sebab PTBA bukan hanya milik beberapa kecamatan saja, namun milik Kabupaten Muaraenim.
Dan minta, kepada tim seleksi untuk benar-benar selektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing, tidak ada sistim titipan dan sebagainya."Kesempatan ini, belum tentu datang dua kali. Untuk itu jaga nama baik PTBA dan Kabupaten Muaraenim," ujar Muzakar.(Sripoku.com)
"Ke-20 orang anak yang mendapat beasiswa itu adalah dari keluarga kurang mampu dan berprestasi," kata Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) melalui Senior Manager (SM) CSR PTBA Syaipul Islam, di Kantor PTBA, Tanjungenim, Senin (25/4/2016).
Menurut Syaipul Islam, program ini dikhususkan untuk keluarga yang tidak mampu dan anaknya berprestasi di sekitar perusahaan PTBA. Dan ini merupakan program CSR PTBA.
Untuk tahun 2016, telah disetujui untuk Politeknik Unsri sebanyak 20 orang.
Namun pihaknya akan berupaya mendapatkan kuota yang lebih besar lagi sehingga siswa lebih banyak yang bisa disekolahkan.
PTBA sangat komitmen untuk kemajuan pendidikan sehingga alokasi dana kepedulian sosial (CSR) selalu dianggarkan cukup besar setiap tahunnya.
Program Bidiksiba ini, untuk saat ini memang diprioritaskan untuk masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan (ring I).
Dalam beasiswa ini, kata Syaipul, memang sengaja membidik D.III bukan S1, dengan harapan mereka cepat selesai kuliah dan bekerja sehingga bisa meningkatkan taraf hidup mereka.
Sebab siswa yang diberikan beasiswa ini, syaratnya harus dari keluarga tidak mampu.
Oleh karena itu, mulai mereka mendaftar di SPMB-BP hingga mereka kuliah seluruh ditanggung oleh PTBA, mulai dari biaya pendidikan, biaya kuliah dan uang buku, tetapi juga biaya hidup mereka, dan pemondokan. Siswa hanya menyiapkan fisik dan kemampuan.
Ditambahkan Ketua Tim seleksi Bidiksiba PTBA Juliana, pihaknya akan membantu mulai dari pendaftaran peserta SPMB-BP via internet, dimana seluruhnya biayanya ditanggung oleh PTBA.
Setelah dinyatakan lulus, timnya akan turun ke lapangan melakukan klarifikasi. Jika di lapangan ternyata penerimanya tidak sesuai kriteria, maka beasiswanya bisa dibatalkan.
"Jika ternyata mereka orang mampu, maka kami batalkan. Sebab kita ingin orang tidak mampu yang menerimanya," tukas Juliana.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaraenim Drs Muzakar MSi, sangat menyambut baik program Bidiksiba tersebut.
Program tersebut tentu sangat membantu pemerintah dalam mengentaskan dunia pendidikan. Sebab peran pihak ketiga seperti BUMN sangat dibutuhkan.
Karena jika hanya mengandalkan pemerintah, tentu cukup sulit.
Dengan dana terbatas, tentu pembangunan infrastruktur, mobilier, siswa dan SDM guru tentu cukup menguras APBD.
"Program ini benar-benar sangat membantu siswa yang tidak mampu bisa berkuliah," kata Muzakar.
PTBA ke depan, kata Muzakar, jangan saja membiayai anak-anak kuliah di Perguruan Tinggi, namun setelah tamat untuk bisa ditampung atau direkrut sebagai karyawan PTBA yang telah membiayai untuk regenerasi di PTBA.
Dan program ini, bukan saja untuk anak-anak di ring I PTBA, tetapi diperluas untuk anak-anak di wilayah Kabupaten Muaraenim juga, sebab PTBA bukan hanya milik beberapa kecamatan saja, namun milik Kabupaten Muaraenim.
Dan minta, kepada tim seleksi untuk benar-benar selektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing, tidak ada sistim titipan dan sebagainya."Kesempatan ini, belum tentu datang dua kali. Untuk itu jaga nama baik PTBA dan Kabupaten Muaraenim," ujar Muzakar.(Sripoku.com)
Tidak ada komentar