Kereta Api Babaranjang anjlok tewaskan satu orang
Baturaja Radio - Kereta Api batu bara rangkaian panjang anjlok di Desa Bindu Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan yang menyebabkan Asisten Masinis, Ascep tewas tertimbun tanah dari benturan kecelakaan pada Selasa dinihari.
Kepala Desa Bindu Kecamatan Peninjauan, Herman saat dikonfirmasi di lapangan mengatakan, Kereta Api batu bara rangkaian panjang (Babaranjang) itu bergerak dari arah Tarahan Kota Lampung ke Tanjung Enim anjlok sekitar pukul 02.30 WIB dan menyebabkan korban Ascep tewas di lokasi kejadian.
Ia mengatakan, peristiwa naas tersebut terjadi saat warga setempat yang masih tertidur sontak berhamburan ke luar rumah mendengar benturan keras Kereta Api Babaranjang tanpa muatan keluar jalur rel sejauh 50 meter menghantam tebing pembatas pemukiman warga desa setempat.
"Beruntung ada tebing, jadi kereta tidak menghantam sampai ke rumah warga yang hanya berjarak 20 meter dari perbukitan yang hancur tersebut," kata warga setempat Novi.
Ia menyatakan, saat ini dari 64 unit gerbong Babaranjang yang anjlok itu 60 diantaranya sudah dievakuasi petugas dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menggunakan empat unit alat berat jenis krane menarik lokomotif ke arah Baturaja.
"Sedangkan yang masih tersisa dan menunggu proses evakuasi tinggal empat unit gerbong lagi ditambah tiga unit kepala kereta bagian depan," katanya.
Sementara, Humas PT KAI Divre III Sumsel, Jaka Jarkasih saat dikonfirmasi secara terpisah melalui telepon genggamnya membenarkan peristiwa kecelakaan kereta Babaranjang di Desa Bindu menyebabkan Asisten Masinis Lokomotif, Ascep meninggal dunia akibat tertimbun tanah.
"Lokomotif Babaranjang yang dikemudikan Masinis Wahyudi didampingi korban datang dari arah Tarahan Kota Lampung tujuan Tanjung Enim anjlok ke luar jalur rel sejauh 50 meter," katanya.
Menurut dia, peristiwa yang menyebabkan korban Ascep, warga Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim tersebut tewas, saat ini masih dalam proses penyidikan pihak PT KAI guna mencari penyebab terjadinya kecelakaan.
"Korban langsung dimakamkan di kampung halamannya di daerah Gunung Megang," kata dia.
Selain menimbulkan korban jiwa, lanjutnya, kecelakaan juga berdampak pada arus kereta penumpang dari Stasiun Kertapati tujuan Lampung maupun sebaliknya yang terpaksa distop selama 12 jam guna mengevakuasi lokomotif yang anjlok.
Untuk kereta penumpang di Stasiun Kertapati tujuan Lubuk Linggau, tetap berjalan normal tidak ada hambatan dampak dari peristiwa itu.
"Seluruh penumpang di Stasiun Kertapati tujuan Lampung pagi tadi dan untuk yang akan berangkat nanti malam sudah kami batalkan. Mengenai tiket penumpang, pihak PT KAI mengembalikan 100 persen," katanya. (antarasumsel)
Kepala Desa Bindu Kecamatan Peninjauan, Herman saat dikonfirmasi di lapangan mengatakan, Kereta Api batu bara rangkaian panjang (Babaranjang) itu bergerak dari arah Tarahan Kota Lampung ke Tanjung Enim anjlok sekitar pukul 02.30 WIB dan menyebabkan korban Ascep tewas di lokasi kejadian.
Ia mengatakan, peristiwa naas tersebut terjadi saat warga setempat yang masih tertidur sontak berhamburan ke luar rumah mendengar benturan keras Kereta Api Babaranjang tanpa muatan keluar jalur rel sejauh 50 meter menghantam tebing pembatas pemukiman warga desa setempat.
"Beruntung ada tebing, jadi kereta tidak menghantam sampai ke rumah warga yang hanya berjarak 20 meter dari perbukitan yang hancur tersebut," kata warga setempat Novi.
Ia menyatakan, saat ini dari 64 unit gerbong Babaranjang yang anjlok itu 60 diantaranya sudah dievakuasi petugas dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menggunakan empat unit alat berat jenis krane menarik lokomotif ke arah Baturaja.
"Sedangkan yang masih tersisa dan menunggu proses evakuasi tinggal empat unit gerbong lagi ditambah tiga unit kepala kereta bagian depan," katanya.
Sementara, Humas PT KAI Divre III Sumsel, Jaka Jarkasih saat dikonfirmasi secara terpisah melalui telepon genggamnya membenarkan peristiwa kecelakaan kereta Babaranjang di Desa Bindu menyebabkan Asisten Masinis Lokomotif, Ascep meninggal dunia akibat tertimbun tanah.
"Lokomotif Babaranjang yang dikemudikan Masinis Wahyudi didampingi korban datang dari arah Tarahan Kota Lampung tujuan Tanjung Enim anjlok ke luar jalur rel sejauh 50 meter," katanya.
Menurut dia, peristiwa yang menyebabkan korban Ascep, warga Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim tersebut tewas, saat ini masih dalam proses penyidikan pihak PT KAI guna mencari penyebab terjadinya kecelakaan.
"Korban langsung dimakamkan di kampung halamannya di daerah Gunung Megang," kata dia.
Selain menimbulkan korban jiwa, lanjutnya, kecelakaan juga berdampak pada arus kereta penumpang dari Stasiun Kertapati tujuan Lampung maupun sebaliknya yang terpaksa distop selama 12 jam guna mengevakuasi lokomotif yang anjlok.
Untuk kereta penumpang di Stasiun Kertapati tujuan Lubuk Linggau, tetap berjalan normal tidak ada hambatan dampak dari peristiwa itu.
"Seluruh penumpang di Stasiun Kertapati tujuan Lampung pagi tadi dan untuk yang akan berangkat nanti malam sudah kami batalkan. Mengenai tiket penumpang, pihak PT KAI mengembalikan 100 persen," katanya. (antarasumsel)
Tidak ada komentar