Ditargetkan Kelar 2019, Pembangunan 30 Waduk
Baturaja Radio - Sejumlah 65 waduk baru dengan rincian 49 pembangunan baru dan 16 sisanya merupakan lanjutan pembangunan terdahulu masuk sebagai program prioritas Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR).
Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 30 waduk di antaranya selesai pada 2019.
"Program presiden Jokowi itu kan untuk 5 tahun ini melaksanakan pembangunan 49 waduk, sebelum itu kita punya 16 yang on going, jadi total sampai 2019 itu kita akan bangun 65 waduk. Diperkirakan sebanyak 29-30 waduk akan diselesaikan pada periode 2014-2019," jelas Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Mudjiadi, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (14/3/2016).
Sisanya, lanjut Mudjiadi, akan selesai pada 2021-2022 karena pembangunan waduk rata-rata membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun.
Hingga saat ini, tercatat telah ada enam waduk yang rampung dibangun, yakni Waduk Nipah di Madura, Waduk Bajulmati di Banyuwangi, Waduk Titab di Bali, Waduk Jatigede di Sumedang, Waduk Rajui di Aceh, dan Waduk Pandan Duri di Nusa Tenggara Barat.
Sedangkan pada 2017 nanti, Mudjiadi memprediksi akan ada tiga waduk yang selesai pembangunannya, yaitu Waduk Gondang dan Logung di Jawa Tengah serta Waduk Teritip di Kalimantan Timur.Adapun sejumlah 13 waduk lainnya telah dimulai pembangunannya sejak 2015 lalu, yakni Keureto (Aceh), Seigong (Kepulauan Riau), Karian (Banten), Logung di (Jawa Tengah), Telaga Waja (Bali), Tapin (Kalimantan Selatan), Passeloreng (Sulawesi Selatan), Lolak (Sulawesi Utara), Raknamo dan Rotiklod (NTT), Tanju, Mila dan Bintang Bano (NTB).
Sementara delapan waduk akan direkonstruksi pada tahun ini. Kedelapan waduk itu adalah Waduk Rukoh (Aceh), Sukaraja (Lampung), Sukamahi, Ciawi, Cipanas (Jabar), Keris, Ladongi (Sulawesi Tengah) dan Kuwil (Sulawesi Tenggara).
Pembangunan infrastruktur waduk mulai menjadi perhatian setelah jumlah tampungan air di Indonesia dianggap kurang mampu memenuhi kebutuhan air rakyat Indonesia.
"Saat ini jumlah tampungan air untuk 250 juta orang di Indonesia sebanyak 15 juta meter kubik, artinya hanya sekitar 24 kubik per kapita per orang. Apabila dibandingkan dengan Thailand saat ini memiliki tampungan 1.200 meter kubik per kapita," ulas Mudjiadi.
Selain digunakan untuk kebutuhan rakyat Indonesia, pembangunan waduk ini juga merupakan respon pemerintah terhadap perubahan iklim yang saat ini tengah terjadi.
"Menghadapi perubahan iklim kita harus banyak tampungan (air) nya, salah satu dampak perubahan iklim itu musim hujannya tambah pendek kemarau tambah panjang. Intensitas hujannya tambah tinggi otomatis distribusi airnya tidak merata sepanjang tahun, kalau kita punya waduk ini tampungannya banyak airnya kan kita terjamin sepanjang tahun," tutur Mudjiadi.
Fungsi lain dari waduk ini adalah untuk menunjang ketahanan pangan. Hal tersebut sangat penting mengingat saat ini dari 7,4 juta hektar lahan irigasi di Indonesia, hanya 11 persen yang airnya berasal dari waduk. (Tribunnews.com)
Tidak ada komentar