Ariel Noah, Musisi Jenius yang Perfeksionis
Baturaja Radio - Noah (d.h. Peterpan) merupakan band paling mengemuka dalam 13 tahun
terakhir. Album-album mereka, berjumlah sekitar 7 rilisan, selalu
mencatatkan angka penjualan mengesankan.
Masih lekang dalam ingatan ketika album Bintang di Surga (2005) laku
sampai 2,7 juta keping—angka yang barangkali bakal sulit disamai oleh
band atau penyanyi lokal mana pun.
Bahkan setelah didera berbagai aral—pergantian personel, perubahan
nama, dan berbagai problem lainnya—band ini tetap berdiri kokoh di
industri musik Tanah Air.
Ariel, sang vokalis, menjadi figur penting di balik sukses band ini.
Ia bukan cuma ikon band ini, dari tangannyalah lahir banyak lagu-lagu
hit. Ia yang menciptakan lagu “Mimpi yang Sempurna”, “Aku dan Bintang”,
“Ada Apa Denganmu”, “Menghapus Jejakmu”, “Walau Habis Terang” dan banyak
lagu populer lainnya.
Kemampuannya dalam mengkreasi lagu menjadikannya sebagai sosok vital
di Noah. Sesungguhnya, Ariel adalah separuh napas Noah.
Banyaknya hit yang lahir dari Ariel membuatnya dianggap sebagai
pencipta lagu genius. Jika Anda mengetik kata “Ariel Musisi” pada kolom
pencarian Google, maka secara otomatis di belakangnya akan muncul kata
“jenius”. Ia menanggapi julukan itu dengan penuh kerendahan.
“Saya enggak merasa genius. Saya hanya senang bikin lagu saja dan
ternyata banyak diterima,” tutur pria bernama lengkap Nazril Irham itu.
Menurut Noey, produser 4 album studio Peterpan dan 1 album studio
Noah, rahasia di balik kesuksesan lagu-lagu ciptaan Ariel adalah
kemampuannya dalam mendeteksi sukses atau tidaknya sebuah lagu.
“Dia paham mana lagu yang akan disukai atau tidak. Dia sangat
memperhitungkan pasar. Meski begitu dia tetap mempertahankan
idealismenya. Dia selalu ingin membuat sesuatu yang berbeda, sesuatu
yang belum pernah dilakukan,” ujar pemain bas Java Jive ini.
Rahasia lain, ada pada sikap perfeksionis Ariel. Kecenderungannya
untuk terus sempurna membuatnya selalu menampilkan karya-karya yang
terbaik. Noey sepakat Ariel tipikal pemusik dan pencipta lagu yang
selalu menuntut kesempurnaan.
“Dia memang perfeksionis. Ketika membuat lagu, liriknya harus
benar-benar dia rasakan. Kata-katanya juga harus sesuai dengan notasi
dan bukan pengulangan. Tak heran bila satu baris lirik, kadang-kadang
butuh waktu sampai berbulan-bulan,” kata Noey yang juga pernah
memproduseri Geisha, Nidji, dan Letto.
Ariel sendiri tak memungkiri sikap perfeksionisnya. “Perfeksionis
maksudnya begini: mengerjakan sesuatu jangan tanggung-tanggung, mesti
sesuai dengan visi awal. Jadi enggak turun kualitasnya daripada mimpi
yang pertama. Kebetulan saya bertemu dengan musisi yang penginnya
semuanya maksimal,” ungkap Ariel. ( tabloidbintang.com)
Tidak ada komentar