Pembangunan Jembatan Ambruk Selesai Tak Tepat Waktu
Baturaja Radio - Pembangunan jembatan Air Siringan Desa Durian Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan yang ambruk beberapa waktu lalu selesai tidak tepat waktu, karena sampai saat ini masih dalam pengerjaan.
Jembatan di perlintasan jalan Baturaja-Palembang tersebut sebelumnya ditargetkan selesai tepat waktu, namun hingga saat ini pembangunan tak kunjung usai, bahkan menimbulkan masalah baru bagi pengguna jalan, kata Sodri (53) sopir truk di lokasi jembatan setempat, Rabu.
Menurut dia, pengguna jalan sangat mengeluhkan pembangunan jembatan yang terkesan asal jadi menghambat arus lalu lintas, karena bagian ujung dan pangkal jembatan berlumpur menyebabkan ratusan kendaraan tertahan dari arah Baturaja menuju Kecamatan Peninjauan maupun sebaliknya.
Ia mengatakan, yang bisa lewat jembatan ini hanya kendaraan tertentu saja, sedangkan angkutan truk dan mobil kecil tidak bisa, karena lumpurnya dalam.
Ia mengaku, sudah dua hari tertahan di jembatan Desa Durian tersebut.
Hal senada dikatakan Mirna, salah soerang pegawai yang kesehariannya pulang pergi dari Baturaja ke Peninjauan.
Ia mengeluhkan, sejak jembatan darurat ditutup beberapa waktu lalu sekarang dibangun jembatan baru selalu terlambat datang ke kantor.
Menurutnya, jalan ini macet dan harus dua kali naik mobil untuk sampai ke kantor, demikian juga dengan yang lain, termasuk anak-anak sekolah.
"Kalau saya lihat di plang proyeknya dana pembangunan jembatan itu mencapai Rp6 miliar lebih, tapi pengerjaannya terkesan asal-asalan," katanya.
Sementara, Danramil 0403-02 Peninjauan, Kapten Czi Handayani saat dikonfirmasi mengenai arus lalu lintas kendaraan yang terhambat di jembatan Desa Durian itu menyatakan prihatin dan kecewa dengan kinerja pelaksana proyek.
"Jalan ini merupakan urat nadi warga Kecamatan Peninjauan dan Kecamatan Kedaton sebagai akses menuju Baturaja ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan sebaliknya, kalau sudah macet seperti ini semua pihak dirugikan khususnya kendaraan yang mengangkut hasil bumi," kata Handayani saat meninjau langsung lokasi jembatan.
Ia sangat menyayangkan, ujung dan pangkal jembatan hanya ditimbun dengan tanah yang berlumpur ketika hujan turun.
"Timbunan dari tanah tersebut akan labil dan menjadi lumpur kalau hujan. Tadi sudah kita hubungi pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)-nya untuk segera diperbaiki demi kelancaran lalu lintas kendaraan," katanya.
Sementara itu, PPTK Pembangunan Jembatan Air Siringan, Joni Fahlevi di konfirmasi melalui telepon genggamnya mengaku saat ini sedang mengupayakan penyelesaian pembangunan jembatan tersebut.
"Kita akui pembangunan jembatan ini sudah habis waktu dan kena pinalti karena terkendala cuaca, pihaknya sudah mengajukan perpanjangan waktu. Dan itu sudah disetujui Gubernur Sumatera Selatan sehingga ada perpanjangan selama 51 hari," jelasnya.
Ia mengaku, pelaksana proyek sudah dihubungi untuk segera menyelesaikan timbunan ujung dan pangkal jembatan supaya tidak menghambat lalu lintas warga sekitar.
Timbunan dari tanah nanti ditimbun lagi dengan batu karang dan agregat. Setelah benar-benar keras barulah diaspal, katanya. (antarasumsel)
Jembatan di perlintasan jalan Baturaja-Palembang tersebut sebelumnya ditargetkan selesai tepat waktu, namun hingga saat ini pembangunan tak kunjung usai, bahkan menimbulkan masalah baru bagi pengguna jalan, kata Sodri (53) sopir truk di lokasi jembatan setempat, Rabu.
Menurut dia, pengguna jalan sangat mengeluhkan pembangunan jembatan yang terkesan asal jadi menghambat arus lalu lintas, karena bagian ujung dan pangkal jembatan berlumpur menyebabkan ratusan kendaraan tertahan dari arah Baturaja menuju Kecamatan Peninjauan maupun sebaliknya.
Ia mengatakan, yang bisa lewat jembatan ini hanya kendaraan tertentu saja, sedangkan angkutan truk dan mobil kecil tidak bisa, karena lumpurnya dalam.
Ia mengaku, sudah dua hari tertahan di jembatan Desa Durian tersebut.
Hal senada dikatakan Mirna, salah soerang pegawai yang kesehariannya pulang pergi dari Baturaja ke Peninjauan.
Ia mengeluhkan, sejak jembatan darurat ditutup beberapa waktu lalu sekarang dibangun jembatan baru selalu terlambat datang ke kantor.
Menurutnya, jalan ini macet dan harus dua kali naik mobil untuk sampai ke kantor, demikian juga dengan yang lain, termasuk anak-anak sekolah.
"Kalau saya lihat di plang proyeknya dana pembangunan jembatan itu mencapai Rp6 miliar lebih, tapi pengerjaannya terkesan asal-asalan," katanya.
Sementara, Danramil 0403-02 Peninjauan, Kapten Czi Handayani saat dikonfirmasi mengenai arus lalu lintas kendaraan yang terhambat di jembatan Desa Durian itu menyatakan prihatin dan kecewa dengan kinerja pelaksana proyek.
"Jalan ini merupakan urat nadi warga Kecamatan Peninjauan dan Kecamatan Kedaton sebagai akses menuju Baturaja ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan sebaliknya, kalau sudah macet seperti ini semua pihak dirugikan khususnya kendaraan yang mengangkut hasil bumi," kata Handayani saat meninjau langsung lokasi jembatan.
Ia sangat menyayangkan, ujung dan pangkal jembatan hanya ditimbun dengan tanah yang berlumpur ketika hujan turun.
"Timbunan dari tanah tersebut akan labil dan menjadi lumpur kalau hujan. Tadi sudah kita hubungi pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)-nya untuk segera diperbaiki demi kelancaran lalu lintas kendaraan," katanya.
Sementara itu, PPTK Pembangunan Jembatan Air Siringan, Joni Fahlevi di konfirmasi melalui telepon genggamnya mengaku saat ini sedang mengupayakan penyelesaian pembangunan jembatan tersebut.
"Kita akui pembangunan jembatan ini sudah habis waktu dan kena pinalti karena terkendala cuaca, pihaknya sudah mengajukan perpanjangan waktu. Dan itu sudah disetujui Gubernur Sumatera Selatan sehingga ada perpanjangan selama 51 hari," jelasnya.
Ia mengaku, pelaksana proyek sudah dihubungi untuk segera menyelesaikan timbunan ujung dan pangkal jembatan supaya tidak menghambat lalu lintas warga sekitar.
Timbunan dari tanah nanti ditimbun lagi dengan batu karang dan agregat. Setelah benar-benar keras barulah diaspal, katanya. (antarasumsel)
Tidak ada komentar