KPK Tangkap Sinyalemen Peredaran Uang pada Munaslub Golkar
Baturaja Radio - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang mengatakan, pihaknya juga akan mengawasi dinamika Partai Golkar yang sebentar lagi menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa.
Menurut dia, KPK menangkap sinyalmen adanya peredaran uang di sana.
"Kita menangkap sinyal-sinyal itu ada, bahkan kita menangkap jumlahnya yang bakal beredar itu berapa," kata Saut, Sabtu (30/1/2016).
Namun, Saut enggan mengungkap data intelejen itu. Saut pun meminta kader partai untuk bersaing secara sehat.
"Kalau enggak, kita tangkepin semua. Tolong angka-angka itu distop," kata Saut.
Saut mengatakan, KPK akan mengirim sinyal peringatan untuk memastikan Munaslub terlaksana dengan baik tanpa mencoreng demokrasi dengan korupsi.
Ia menambahkan, setiap kader partai berpotensi menjadi penyelenggara negara. Oleh karena itu, KPK hadir dengan sejumlah temuan tersebut agar tindak pidana korupsi jangan sampai mencederai Munaslub.
"Kasus selama ini kan most likely ada uang negara yang dimainkan. Ya, kita harus kayak 'Tom and Jerry', kejar sana kejar sini," kata Saut.
Banyaknya politisi yang dijerat lembaga antirasuah itu membuat KPK ingin mendukung sistem politik yang lebih beradab. Oleh sebab itu, KPK mengimbau para kader partai politik untuk menebalkan proteksi terhadap ancaman dan bahaya korupsi.
Belajar dari kasus mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, demi mencapai hasratnya menjadi orang nomor satu di Indonesia, dia mengumpulkan pundi uang melalui cara yang tidak dibenarkan oleh hukum.
Anas terbukti menerima gratifikasi terkait proyek Hambalang dan tindak pencucian uang.
"Kasus Anas yang di pengadilan terungkap mau jadi presiden tapi nilep uang negara, apa kita mau ini berulang?" tanya Saut.
"Marilah kita lakukan pembangunan politik yang lebih beradab, tidak berpotensi gaduh, santun," lanjut dia.(kompas.com)
Menurut dia, KPK menangkap sinyalmen adanya peredaran uang di sana.
"Kita menangkap sinyal-sinyal itu ada, bahkan kita menangkap jumlahnya yang bakal beredar itu berapa," kata Saut, Sabtu (30/1/2016).
Namun, Saut enggan mengungkap data intelejen itu. Saut pun meminta kader partai untuk bersaing secara sehat.
"Kalau enggak, kita tangkepin semua. Tolong angka-angka itu distop," kata Saut.
Saut mengatakan, KPK akan mengirim sinyal peringatan untuk memastikan Munaslub terlaksana dengan baik tanpa mencoreng demokrasi dengan korupsi.
Ia menambahkan, setiap kader partai berpotensi menjadi penyelenggara negara. Oleh karena itu, KPK hadir dengan sejumlah temuan tersebut agar tindak pidana korupsi jangan sampai mencederai Munaslub.
"Kasus selama ini kan most likely ada uang negara yang dimainkan. Ya, kita harus kayak 'Tom and Jerry', kejar sana kejar sini," kata Saut.
Banyaknya politisi yang dijerat lembaga antirasuah itu membuat KPK ingin mendukung sistem politik yang lebih beradab. Oleh sebab itu, KPK mengimbau para kader partai politik untuk menebalkan proteksi terhadap ancaman dan bahaya korupsi.
Belajar dari kasus mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, demi mencapai hasratnya menjadi orang nomor satu di Indonesia, dia mengumpulkan pundi uang melalui cara yang tidak dibenarkan oleh hukum.
Anas terbukti menerima gratifikasi terkait proyek Hambalang dan tindak pencucian uang.
"Kasus Anas yang di pengadilan terungkap mau jadi presiden tapi nilep uang negara, apa kita mau ini berulang?" tanya Saut.
"Marilah kita lakukan pembangunan politik yang lebih beradab, tidak berpotensi gaduh, santun," lanjut dia.(kompas.com)
Tidak ada komentar