JK: Sulit Mencegah Masuknya Dana Teroris ke Indonesia
Baturaja Radio - Bos dari para pelaku teror di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Bahrum Naim diduga mendapatkan sokongan dana dari kelompok terorisme di Timur Tengah.
Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), pemerintah memang masih kesulitan melakukan pencegahan setiap aliran dana yang masuk dari luar negeri ke Indonesia. Pasalnya, setiap ada aliran dana masuk tidak bisa dicurigai untuk pembiayaan teroris di Indonesia.
"Kita ini adalah negara yang punya kemerdekaan dalam transaksi keuangan. Agak susah mencegah hal itu. Karena kita negara terbuka," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut menambahkan, saat ini Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga tidak bisa mengetahui apakah aliran dana yang masuk ke Indonesia berasal dari teroris di luar negeri.
Namun, kata dia, PPATK bisa melakukan penelusuran melalui kerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) jika ada transaksi mencurigakan. Sehingga nantinya bisa dilaporkan ke pihak kepolisian.
"Kalau dana itu masuk ke orang yang menjadi bagian daripada teroris pasti dilaporkan ke kepolisian dan diambil tindakan," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengungkapkan, PPATK telah mendeteksi, setidaknya ada aliran dana dari Bachrum Naim kepada jaringan ISIS ke Indonesia yang dikirimkan pada November 2015.
Sementara, Kepala PPATK M Yusuf mengatakan, pelaku teror yang melancarkan aksi pada Kamis 14 Januari lalu mendapatkan dana dari negara-negara di Timur Tengah.(Okezone.com)
Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), pemerintah memang masih kesulitan melakukan pencegahan setiap aliran dana yang masuk dari luar negeri ke Indonesia. Pasalnya, setiap ada aliran dana masuk tidak bisa dicurigai untuk pembiayaan teroris di Indonesia.
"Kita ini adalah negara yang punya kemerdekaan dalam transaksi keuangan. Agak susah mencegah hal itu. Karena kita negara terbuka," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut menambahkan, saat ini Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga tidak bisa mengetahui apakah aliran dana yang masuk ke Indonesia berasal dari teroris di luar negeri.
Namun, kata dia, PPATK bisa melakukan penelusuran melalui kerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) jika ada transaksi mencurigakan. Sehingga nantinya bisa dilaporkan ke pihak kepolisian.
"Kalau dana itu masuk ke orang yang menjadi bagian daripada teroris pasti dilaporkan ke kepolisian dan diambil tindakan," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengungkapkan, PPATK telah mendeteksi, setidaknya ada aliran dana dari Bachrum Naim kepada jaringan ISIS ke Indonesia yang dikirimkan pada November 2015.
Sementara, Kepala PPATK M Yusuf mengatakan, pelaku teror yang melancarkan aksi pada Kamis 14 Januari lalu mendapatkan dana dari negara-negara di Timur Tengah.(Okezone.com)
Tidak ada komentar