Gafatar pernah terbentuk di Ogan Komering Ulu
Baturaja Radio - Ormas Gerakan Fajar Nusantara pernah terbentuk di Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan tahun 2015, namun baru dalam kelompok kecil sudah dijegal oleh aparat setempat.
Komandan Kodim 0403 Ogan Komering Ulu (OKU), Letkol Inf Feksy Dimunry Angi melalui Danramil kota setempat, Kapten Inf Surasah di Baturaja, Rabu membenarkan bahwa organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) itu pernah masuk di wilayah OKU.
Dijelaskannya, ormas yang katanya bergerak di bidang sosial ini pernah terbentuk di OKU, namun baru dalam bentuk kelompok kecil pihak keamanan setempat langsung melakukan penindakan dengan penjegalan terhadap ormas dahulunya diketuai oleh AF itu.
Menurut dia, dengan markas yang berpindah-pindah, anggota Gafatar mencoba untuk melegalkan organisasi tersebut, namun karena mendapat intruksi dari pusat, baik Kesbangpol, Kodim 0403 dalam hal ini Koramil kota, serta pihak kepolisian langsung melakukan penindakan dengan penyetopan seluruh kegiatan.
Gafatar ormas yang dibentuk oleh Moshadeq mengaku nabi tersebut, biasanya merekrut kaum intelektual, setiap calon anggota harus mengucapkan janji dan harus ditepati.
Ia mengakui, tahun lalu memang ada ormas yang menamakan Gafatar mau meminta izin untuk melakukan kerja bakti, pengobatan gratis serta perekrutan anggota di Desa Pusar.
"Saat itu ada empat orang yang dipimpin oleh AF dan anggota Gafatar dari luar daerah," kata Kapten Surasah
Menurut dia, Gafatar ini termasuk ajaran yang menggabungkan aliran antara Yahudi, Kristen dan Islam.
Jika ada warga yang ingin bergabung harus ada proses pembaiatan, dan jika dinyatakan sah bergabung dengan Gafatar, maka warga tersebut akan berganti nama ditentukan oleh ketuanya.
Sementara, Kapolres OKU AKBP Dover Christian melalui Kabag Ops Kompol MP Nasution mengatakan memang benar tahun lalu pihaknya sempat melakukan penyelidikan terhadap organisasi tersebut.
"Namun setelah diketahui dan adanya perintah dari pusat jika organisasi tersebut dalam pengawasan maka kita langsung melakukan penjegalan," katanya.
Setelah itu, kata dia, mungkin mereka merasa tidak diizinkan untuk melaksanakan seluruh kegiatan, kelompok mereka tidak pernah muncul lagi.
Namun, karena isu Gafatar kembali mencuat, pihaknya akan menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan siapa tahu kelompok tersebut melakukan pergerakan secara diam-diam.
"Kita mengimbau kepada setiap masyarakat OKU agar selalu berhati-hati jika ingin masuk ke dalam sebuah kelompok atau organisasi. Telitilah, jika organisasi yang diikuti menganut kepercayaan yang melenceng dari agama, segera laporkan, kata Kompol Nasution. (antarasumsel)
Komandan Kodim 0403 Ogan Komering Ulu (OKU), Letkol Inf Feksy Dimunry Angi melalui Danramil kota setempat, Kapten Inf Surasah di Baturaja, Rabu membenarkan bahwa organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) itu pernah masuk di wilayah OKU.
Dijelaskannya, ormas yang katanya bergerak di bidang sosial ini pernah terbentuk di OKU, namun baru dalam bentuk kelompok kecil pihak keamanan setempat langsung melakukan penindakan dengan penjegalan terhadap ormas dahulunya diketuai oleh AF itu.
Menurut dia, dengan markas yang berpindah-pindah, anggota Gafatar mencoba untuk melegalkan organisasi tersebut, namun karena mendapat intruksi dari pusat, baik Kesbangpol, Kodim 0403 dalam hal ini Koramil kota, serta pihak kepolisian langsung melakukan penindakan dengan penyetopan seluruh kegiatan.
Gafatar ormas yang dibentuk oleh Moshadeq mengaku nabi tersebut, biasanya merekrut kaum intelektual, setiap calon anggota harus mengucapkan janji dan harus ditepati.
Ia mengakui, tahun lalu memang ada ormas yang menamakan Gafatar mau meminta izin untuk melakukan kerja bakti, pengobatan gratis serta perekrutan anggota di Desa Pusar.
"Saat itu ada empat orang yang dipimpin oleh AF dan anggota Gafatar dari luar daerah," kata Kapten Surasah
Menurut dia, Gafatar ini termasuk ajaran yang menggabungkan aliran antara Yahudi, Kristen dan Islam.
Jika ada warga yang ingin bergabung harus ada proses pembaiatan, dan jika dinyatakan sah bergabung dengan Gafatar, maka warga tersebut akan berganti nama ditentukan oleh ketuanya.
Sementara, Kapolres OKU AKBP Dover Christian melalui Kabag Ops Kompol MP Nasution mengatakan memang benar tahun lalu pihaknya sempat melakukan penyelidikan terhadap organisasi tersebut.
"Namun setelah diketahui dan adanya perintah dari pusat jika organisasi tersebut dalam pengawasan maka kita langsung melakukan penjegalan," katanya.
Setelah itu, kata dia, mungkin mereka merasa tidak diizinkan untuk melaksanakan seluruh kegiatan, kelompok mereka tidak pernah muncul lagi.
Namun, karena isu Gafatar kembali mencuat, pihaknya akan menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan siapa tahu kelompok tersebut melakukan pergerakan secara diam-diam.
"Kita mengimbau kepada setiap masyarakat OKU agar selalu berhati-hati jika ingin masuk ke dalam sebuah kelompok atau organisasi. Telitilah, jika organisasi yang diikuti menganut kepercayaan yang melenceng dari agama, segera laporkan, kata Kompol Nasution. (antarasumsel)
Tidak ada komentar