Tak Ada Unsur KPK, DPR Anggap Pimpinan Terpilih yang Terbaik
Baturaja Radio - Dari lima pimpinan KPK terpilih, tak ada unsur KPK. 3 capim dari unsur KPK hanya mendapat sedikit suara.
Meskipun begitu, Komisi III menganggap lima orang pimpinan terpilih yang terbaik. Beberapa alasan diungkapkan kenapa unsur KPK tak dipilih.
"5 orang ini yang terbaik, mereka ideal. Apalagi sesuai dengan harapan kami untuk KPK ke depan," kata Wakil Ketua Komisi III, Desmond Mahesa di Gedung DPR, Kamis (17/12/2015).
3 Orang dari internal KPK, Johan Budi, Sujanarko dan Busyro Muqoddas tak dipilih para anggota dewan. Menurut Desmond, tiga orang itu tidak dipilih karena berbagai alasan.
"Sujanarko terlalu pintar hukum international, tapi tak terlalu pintar hukum pidana kita. Masak mau pakai hukum internasional, masak kita percaya orang yang lebih paham hukum internasional. Bahaya, tidak cocok, ketinggian dia," ujar Desmond.
Sementara itu, untuk Johan Budi, tak ada alasan khusus mengapa para anggota dewan tak memilih mantan Jubir KPK itu. Menurut Desmond, Johan hanya kalah jumlah saja.
"Johan kalah karena jumlah saja itu. Kan dia dapat 25 suara," kilahnya.
Khusus untuk Busyro, ternyata ada alasan sentimental. Komisi III menolak memilih Busyro karena tersinggung pernah disindir bahwa para anggota dewan dekat dengan perilaku korupsi.
"Pak Busyro membuat DPR tersinggung, dia bilang anggota DPR korup. Coba kalian bayangkan, kalau kalian dibilang korup, apa kalian mau pilih orang itu?" tegas Desmon.
(Detik news.com)
Meskipun begitu, Komisi III menganggap lima orang pimpinan terpilih yang terbaik. Beberapa alasan diungkapkan kenapa unsur KPK tak dipilih.
"5 orang ini yang terbaik, mereka ideal. Apalagi sesuai dengan harapan kami untuk KPK ke depan," kata Wakil Ketua Komisi III, Desmond Mahesa di Gedung DPR, Kamis (17/12/2015).
3 Orang dari internal KPK, Johan Budi, Sujanarko dan Busyro Muqoddas tak dipilih para anggota dewan. Menurut Desmond, tiga orang itu tidak dipilih karena berbagai alasan.
"Sujanarko terlalu pintar hukum international, tapi tak terlalu pintar hukum pidana kita. Masak mau pakai hukum internasional, masak kita percaya orang yang lebih paham hukum internasional. Bahaya, tidak cocok, ketinggian dia," ujar Desmond.
Sementara itu, untuk Johan Budi, tak ada alasan khusus mengapa para anggota dewan tak memilih mantan Jubir KPK itu. Menurut Desmond, Johan hanya kalah jumlah saja.
"Johan kalah karena jumlah saja itu. Kan dia dapat 25 suara," kilahnya.
Khusus untuk Busyro, ternyata ada alasan sentimental. Komisi III menolak memilih Busyro karena tersinggung pernah disindir bahwa para anggota dewan dekat dengan perilaku korupsi.
"Pak Busyro membuat DPR tersinggung, dia bilang anggota DPR korup. Coba kalian bayangkan, kalau kalian dibilang korup, apa kalian mau pilih orang itu?" tegas Desmon.
(Detik news.com)
Tidak ada komentar