Pasang Iklan Berbayar Disini

Pasang Iklan Berbayar Disini

Hindari Kesalahan Mengompres Saat Demam


Baturaja Radio - Demam merupakan bagian dari respons tubuh dalam mengatasi penyakit. Pada saat demam sebenarnya badan sedang berusaha mengatasi penyakit. Beberapa penyakit yang diawali dengan gejala demam seperti demam berdarah, campak, rubela, batuk pilek dalam berbagai tingkat keganasan.

Biasanya kompres menjadi pertolongan pertama saat demam melanda. Kompres dipercaya dapat mengusir demam. Namun jangan sampai niat untuk menurunkan suhu tubuh dengan mengonpres justru malah akan membuat suhu tubuh makin tinggi akibat salah mengompres. . Secara umum ada tiga jenis kompres, yakni kompres air hangat, dingin, dan juga es. Namun, seringkali orang melakukan kesalahan memilih kompres.

Dr. Herbowo Soetomenggolo Sp.A menjelaskan bahwa turun atau tidaknya demam dipengaruhi banyak hal terutama penyebab demam itu sendiri. “Tetapi kompres hangat minimal dapat membuat anak lebih nyaman dan hampir 90 persen berhasil menurunkan demam,” Herbowo menerangkan. Begitu mujarabnya kompres, sehingga mayoritas ibu memilih teknik ini saat buah hati demam.

Akan tetapi sebagian besar ibu salah kaprah dalam mengompres. Kompres yang benar adalah kompres hangat atau air suam kuku. “Kompres dengan air dingin tidak digunakan lagi karena hanya menurunkan demam sesaat dan justru akan menimbulkan demam lebih tinggi setelahnya,” Herbowo mengingatkan.

Salah kaprah berikutnya yang sering ibu lakukan, mengompres di jidat. Ini salah. Herbowo mengingatkan prinsip kompres hangat, membuat seluruh reseptor demam di tubuh menyadari anak sedang mengalami lonjakan suhu. Tubuh merespons demam dengan mengeluarkan zat-zat yang bisa menurunkan demam. Reseptor demam kita ada di seluruh permukaan kulit.

“Jadi bukan di kening saja. Dengan menghangatkan seluruh permukaan kulit, terjadi pelebaran pembuluh darah di seluruh kulit sehingga aliran darah bertambah dan panas tubuh makin cepat dibuang ke udara,” urainya. Kompres mujarab jika tekniknya benar. Caranya?
Teknik mengompres yang benar dapat adalah dengan menyeka seluruh tubuh anak atau dengan cara berendam di air hangat atau air suam kuku. Mungkin Anda pernah mendengar pertolongan pertama dengan kompres alkohol. Sebaiknya metode ini Anda abaikan. Kompres alkohol sudah tidak digunakan lagi karena dapat menimbulkan efek toksik (keracunan-red) pada anak.

Salah-salah mengompres bisa menimbulkan gejala yang lebih parah daripada sebelumnya. Nah, supaya tidak salah dalam mengompres, inilah fungsi dari masing-masing kompres berikut ini:

1. Kompres air hangat:
Kompres panas, cenderung memperbesar pembuluh darah, memberi tambahan nutrisi dan oksigen untuk sel serta membuang sampah-sampah tubuh. Selain itu dapat meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh, mempercepat penyembuhan, serta menyejukkan. Beberapa sumber dan penilitian mengungkapkan bahwa kompres panas lebih efektif digunakan untuk mengatasi demam. Karena kompres hangat akan membantu keluarnya panas dari dalam tubuh sehingga panas tubuh berkurang. Untuk itu, hindari penggunaan kompres dingin untuk mengatasi demam, karena suhu dingin dari luar akan memicu tubuh untuk menaikkan panas dan mengahalangi pengeluaran panas tubuh. Terkadang inilah yang menyebabkan demam bertambah parah setelah tubuh menerima kompres dingin. Kompres hangat dapat dilakukan dengan cara merendam kain kompres dalam air hangat atau air bersuhu tidak lebih dari 43 derajat celcius. Kemudian letakkan pada bagian kepala atau ketiak. Penggunaan kompres juga tidak berlawanan dengan obat penurun panas (antipiretik), sehingga kedua penanganan ini dapat diaplikasikan untuk mengatasi demam secara bersamaan.

2. Kompres air dingin:
Menurut Barbara R Hegner dan Esther Caldwell, menyebutkan bahwa kompres dingin mampu menyebabkan pengecilan pembuluh darah, mengurangi aliran darah, mematikan sensasi nyeri, Kompres dingin lebih tepat untuk mengurangi nyeri akibat benturan yang terjadi pada anggota badan. Kompres ini mampu mengontrol pendarahan dan pembengkakan. Caranya dengan memasukkan potongan es pada kantong kompres atau merendam kain dalam air dingin. Kompres ini dapat langsung ditempelkan pada bagian yang nyeri untuk mengurangi rasa sakit.memperlambat proses inflamasi dan mengurangi rasa gatal.Kompres air dingin digunakan untuk menyejukkan tubuh di saat udara panas. Namun tidak digunakan untuk demam. Saat digunakan untuk demam, kompres dingin memang cepat menurunkan panas tubuh, tapi karena produksi panas tubuh tidak secepat penurunannya, pasien justru akan mengalami hipotermia atau kedinginan. Gejala menggigil sudah menjadi tanda-tanda dari hipotermia. Suhu yang disarankan untuk kompres air dingin adalah suhu air keran.

3. Kompres es:
Bila mengalami luka, baik terbuka maupun memar, maka kompres es lah yang paling cocok untuk digunakan. Ini karena kompres es dapat membantu membekukan darah sehingga bila terdapat luka, pendarahan tidak akan semakin lama. Kompres es juga mampu meredam rasa nyeri yang diakibatkan pecahnya pembuluh darah saat terjadi luka.

Demam bukan sesuatu yang berbahaya. Yang patut Anda antisipasi justru kondisi sesudah demam berlangsung. Segala tindakan dalam menangani demam berpusat bukan pada seberapa banyak demam dapat ditekan, tetapi bagaimana agar pasien nyaman meskipun sempat kejang pada 24 jam pertama.

“Penelitian menunjukkan, kejang demam tetap ada meski demam diturunkan. Kejang demam terjadi pada awal perubahan suhu yang mendadak. Hanya terjadi pada 2 sampai 4 persen populasi anak demam alias kasus langka. Kejang tidak menimbulkan kematian, cacat, serta tidak menurunkan tingkat inteligensi,” paparnya panjang.

Mengompres memang sederhana dan sepele. Hanya berbekal air, wadah, dan sehelai kain. Lalu, dipadukan dengan banyak minum air putih. Sesederhana itu. Tapi manfaatnya tak main-main. Jurnal dari Sullivan JE dan Farrar HC bertajuk Fever and Antipyretic Use in Children menyebut, pada saat demam kebutuhan cairan meningkat sampai 1,5 kali dari kebutuhan normal.
Jika kekurangan cairan, demam akan meninggi. Setelah dikompres, perbanyak minum. Fungsinya, menjaga kecukupan cairan dan mencegah timbulnya panas lebih tinggi. Jangan minum minuman yang mengandung kafein (teh, kopi-red) karena akan menyebabkan cairan tertarik keluar melalui kencing sehingga makin kekurangan cairan.







Sebaiknya sediakan termometer untuk mengantisipasi datangnya demam. Jika tubuh anak Anda sudah terlihat lemas segeralah bawa ke rumah sakit. Jangan tunggu sampai suhu badan bertambah tinggi.
“Tidak ada suhu maksimal yang ditentukan. Jika anak Anda tidak mau minum banyak sehingga terlihat lemah atau terdapat tanda-tanda dehidrasi, segeralah bawa ke rumah sakit. Selain itu, jika terdapat tanda gawat lainnya seperti sesak, kejang yang tidak berhubungan langsung dengan demam, jangan ditunda-tunda,” Herbowo mengimbau.
Jika sudah dikompres, biarkan ia beristirahat. Jangan bangunkan anak hanya untuk memandikan atau memberi obat penurun panas. Makin banyak beristirahat, makin cepat sembuh. Hal lain yang patut dicamkan, tidak ada korelasi antara demam dan makanan pantangan.
“Selama demam dan sakit, metabolisme akan terganggu. Sebaiknya mengonsumsi makanan yang lunak sehingga mudah dicerna. Satu lagi, hindari pemakaian baju berlapis dan selimut tebal karena itu malah menyulitkan kulit untuk melakukan pertukaran panas dengan udara,” pungkas Herbowo.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.