Moms, Stop Berteriak Pada Anak
Baturaja Radio - Sejatinya, tidak ada satu orang tua pun yang ingin berteriak pada putra-putri tercinta. Tapi, ketika anak-anak mulai berulah seperti menumpahkan susu, memecahkan perabot keramik, atau malas beranjak dari depan TV, Bunda kehilangan kesabaran dan segera berteriak lantang.
Mengapa orang tua cenderung untuk berteriak pada anak? "Karena kita merasa tidak didengarkan," kata Eileen Kennedy-Moore, PhD, salah satu penulis “Smart Parenting for Smart Kids”. Kunci untuk mengurangi volume suara adalah menyadari bahwa semakin kita berteriak untuk didengarkan, semakin jarang anak-anak mau mendengarkan.
Ikuti trik berikut ini agar Anda bisa mendidik anak tanpa perlu kehilangan suara.
Menghindari berteriak menghadapi keadaan ‘hectic’ di pagi hari. Siapkan diri Anda sebelum anak-anak berangkat ke sekolah. Anda harus sudah mandi, berdandan, menyiapkan bekal. Baru bersiap mengarahkan anak-anak. Beri catatan bawaan yang perlu dibawa anak ke sekolah hari itu dan tempelkan di depan pintu kamar. Contoh: “Kamis: Andi membawa pakaian olahraga dan suling”.
Memaklumi usia anak. Anda mungkin marah ketika mainan anak berantakan di lantai, dan sudah mengajari mereka untuk merapikannya di atas rak. Tapi, ingat Moms. Jika anak Anda masih balita, terkadang kemampuan mereka masih terbatas. Mungkin mereka belum mampu menyusun mainan di atas rak tapi setidaknya mereka bisa mengambil mainan dari lantai dan memasukkannya ke dalam kardus agar lebih rapi.
Jadilah teladan.
Anak Anda akan belajar berkomunikasi pertama kali dari kedua orang tua. Jadi ingatlah untuk mengucapkan kata-kata dengan nada yang sopan dan hormat. Anda tidak ingin kan putra-putri Anda suka berteriak kepada Anda maupun orang lain hanya karena ia meneladani cara Anda berkomunikasi?
Mendekat.
Tanpa disadari kita sering berteriak misalnya pada waktu memanggil anak dari kejauhan. Daripada kehilangan suara dan tenaga karena berteriak-teriak, lebih baik mendekat pada anak, lakukan kontak mata dan berbicara dengan tegas namun lembut “Nak, lain kali ibu memanggil, ibu ingin adik segera menghampiri ibu ya”.
Kita sering memperlakukan orang yang kita sayangi lebih buruk dari yang kita lakukan pada orang lain. Jadi, cobalah untuk memproyeksikan diri Anda sebagai orang yang lebih baik agar Anda bisa menjadi teladan untuk putra-putri tercinta.
Sumber : www.molto.co.id
Mengapa orang tua cenderung untuk berteriak pada anak? "Karena kita merasa tidak didengarkan," kata Eileen Kennedy-Moore, PhD, salah satu penulis “Smart Parenting for Smart Kids”. Kunci untuk mengurangi volume suara adalah menyadari bahwa semakin kita berteriak untuk didengarkan, semakin jarang anak-anak mau mendengarkan.
Ikuti trik berikut ini agar Anda bisa mendidik anak tanpa perlu kehilangan suara.
Menghindari berteriak menghadapi keadaan ‘hectic’ di pagi hari. Siapkan diri Anda sebelum anak-anak berangkat ke sekolah. Anda harus sudah mandi, berdandan, menyiapkan bekal. Baru bersiap mengarahkan anak-anak. Beri catatan bawaan yang perlu dibawa anak ke sekolah hari itu dan tempelkan di depan pintu kamar. Contoh: “Kamis: Andi membawa pakaian olahraga dan suling”.
Memaklumi usia anak. Anda mungkin marah ketika mainan anak berantakan di lantai, dan sudah mengajari mereka untuk merapikannya di atas rak. Tapi, ingat Moms. Jika anak Anda masih balita, terkadang kemampuan mereka masih terbatas. Mungkin mereka belum mampu menyusun mainan di atas rak tapi setidaknya mereka bisa mengambil mainan dari lantai dan memasukkannya ke dalam kardus agar lebih rapi.
Jadilah teladan.
Anak Anda akan belajar berkomunikasi pertama kali dari kedua orang tua. Jadi ingatlah untuk mengucapkan kata-kata dengan nada yang sopan dan hormat. Anda tidak ingin kan putra-putri Anda suka berteriak kepada Anda maupun orang lain hanya karena ia meneladani cara Anda berkomunikasi?
Mendekat.
Tanpa disadari kita sering berteriak misalnya pada waktu memanggil anak dari kejauhan. Daripada kehilangan suara dan tenaga karena berteriak-teriak, lebih baik mendekat pada anak, lakukan kontak mata dan berbicara dengan tegas namun lembut “Nak, lain kali ibu memanggil, ibu ingin adik segera menghampiri ibu ya”.
Kita sering memperlakukan orang yang kita sayangi lebih buruk dari yang kita lakukan pada orang lain. Jadi, cobalah untuk memproyeksikan diri Anda sebagai orang yang lebih baik agar Anda bisa menjadi teladan untuk putra-putri tercinta.
Sumber : www.molto.co.id
Tidak ada komentar