Pilot yang Dipecat Paparkan Penyebab Delay Lion Air
Baturaja Radio - 14 Pilot dipecat Lion Air karena mogok terbang pada Mei 2016 lalu. Pilot
yang dipecat itu curhat mengenai Lion Air yang sering delay.
"Kalau delay, penumpang selalu marah kepada pilotnya. Padahal di pesawat itu kan ada pilot, juga ada pramugari. Kalau delay yang merasakan juga pilotnya, kerja kami tambah, istirahat kami kurang," jelas pendiri Serikat Pekerja-Asosiasi Pilot Lion Group (SP-APLG) Kapten Mario Hasiholan.
Hal ini dikatakan Mario di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/8/2016). Acara ini difasilitasi oleh LBH Jakarta yang dihadiri oleh sejumlah anggota SP-APLG. Semuanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam.
Mario memaparkan gangguan operasional yang bisa mengakibatkan delay terdiri dari 3 hal, yakni kru, pesawat dan rute.
"Tiga ini harus balance. Antara rute pesawat dan kru harus balance. Kalau rute banyak, pesawat rusak, ya delay," tutur Mario.
Di antara tiga hal itu mana yang sering terjadi? "Kombinasi itu semua," jawab Mario.
Delay yang akhirnya menambah jam kerja inilah yang dikeluhkan pilot. Mario juga membantah melakukan provokasi pada para pilot agar mogok kerja pada 10 Mei lalu.
Seperti diberitakan, pilot Lion Air sempat mogok kerja pada 10 Mei lantaran adanya tunjangan yang belum dibayarkan. Aksi mogok itu menyebabkan banyak penerbangan Lion Air delay parah.
"Kemarin kami hanya bilang jika sedang marah, jangan terbang. Kami jadi beban dan emosi yang membuat distrust. Semua pilot Lion merasakan itu. Uang transport bukan saya saja (yang belum menerima). Semua pilot merasakan," katanya.
Lion Air Membantah
Dikonfirmasi terpisah, Head of Corporate Lawyer Lion Air Group Harris Arthur Hedar membantah semua pernyataan Mario. Termasuk para pilot yang disebut bekerja lembur (overtime).
"Itu bohong semua, mana mungkin (Kementerian) Perhubungan kasih izin. Pasti kita ditegur. Itu kan urusan Perhubungan, makanya itu nggak mungkin. Semua itu sudah ada aturannya," jelas Harris.
Pada Rabu 3 Agustus, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengumumkan pemecatan 14 pilot yang dianggap menjadi dalang mogok kerja. Dia juga memaparkan sejumlah masalah yang bisa mengganggu penerbangan sehingga berakibat delay. Di antaranya cuaca buruk hingga masalah teknis pesawat.
"Kalau cuaca buruk kan pesawat kita divert yang baliknya jadi delay. Itu ada beberapa juga yang mengalami technical akhirnya delay," kata Edward di Gedung Lion Air.
Delay parah yang sebelumnya terjadi menurut Edward disebabkan beberapa faktor kumulatif. Faktor-faktor itu yang kemudian menyebabkan pesawat terlambat untuk sampai ke bandara tujuan. Pesawat-pesawat yang terlambat karena divert tadi, sambung Edward, kemudian akan delay untuk mencapai tujuan selanjutnya. Pesawat juga harus menunggu beberapa waktu untuk dapat mendarat.
Edward juga mengakui masalah delay terjadi karena faktor operasional. "Jadi operasional itu, itulah yang saya bilang orang bilang kan Edo ini ngomong Tuhan. Kan memang ada faktor dalam delay itu yang di luar kendali kita. Cuaca itu bisa buat delay, bisa," imbuhnya.(detik.com)
"Kalau delay, penumpang selalu marah kepada pilotnya. Padahal di pesawat itu kan ada pilot, juga ada pramugari. Kalau delay yang merasakan juga pilotnya, kerja kami tambah, istirahat kami kurang," jelas pendiri Serikat Pekerja-Asosiasi Pilot Lion Group (SP-APLG) Kapten Mario Hasiholan.
Hal ini dikatakan Mario di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/8/2016). Acara ini difasilitasi oleh LBH Jakarta yang dihadiri oleh sejumlah anggota SP-APLG. Semuanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam.
Mario memaparkan gangguan operasional yang bisa mengakibatkan delay terdiri dari 3 hal, yakni kru, pesawat dan rute.
"Tiga ini harus balance. Antara rute pesawat dan kru harus balance. Kalau rute banyak, pesawat rusak, ya delay," tutur Mario.
Di antara tiga hal itu mana yang sering terjadi? "Kombinasi itu semua," jawab Mario.
Delay yang akhirnya menambah jam kerja inilah yang dikeluhkan pilot. Mario juga membantah melakukan provokasi pada para pilot agar mogok kerja pada 10 Mei lalu.
Seperti diberitakan, pilot Lion Air sempat mogok kerja pada 10 Mei lantaran adanya tunjangan yang belum dibayarkan. Aksi mogok itu menyebabkan banyak penerbangan Lion Air delay parah.
"Kemarin kami hanya bilang jika sedang marah, jangan terbang. Kami jadi beban dan emosi yang membuat distrust. Semua pilot Lion merasakan itu. Uang transport bukan saya saja (yang belum menerima). Semua pilot merasakan," katanya.
Lion Air Membantah
Dikonfirmasi terpisah, Head of Corporate Lawyer Lion Air Group Harris Arthur Hedar membantah semua pernyataan Mario. Termasuk para pilot yang disebut bekerja lembur (overtime).
"Itu bohong semua, mana mungkin (Kementerian) Perhubungan kasih izin. Pasti kita ditegur. Itu kan urusan Perhubungan, makanya itu nggak mungkin. Semua itu sudah ada aturannya," jelas Harris.
Pada Rabu 3 Agustus, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengumumkan pemecatan 14 pilot yang dianggap menjadi dalang mogok kerja. Dia juga memaparkan sejumlah masalah yang bisa mengganggu penerbangan sehingga berakibat delay. Di antaranya cuaca buruk hingga masalah teknis pesawat.
"Kalau cuaca buruk kan pesawat kita divert yang baliknya jadi delay. Itu ada beberapa juga yang mengalami technical akhirnya delay," kata Edward di Gedung Lion Air.
Delay parah yang sebelumnya terjadi menurut Edward disebabkan beberapa faktor kumulatif. Faktor-faktor itu yang kemudian menyebabkan pesawat terlambat untuk sampai ke bandara tujuan. Pesawat-pesawat yang terlambat karena divert tadi, sambung Edward, kemudian akan delay untuk mencapai tujuan selanjutnya. Pesawat juga harus menunggu beberapa waktu untuk dapat mendarat.
Edward juga mengakui masalah delay terjadi karena faktor operasional. "Jadi operasional itu, itulah yang saya bilang orang bilang kan Edo ini ngomong Tuhan. Kan memang ada faktor dalam delay itu yang di luar kendali kita. Cuaca itu bisa buat delay, bisa," imbuhnya.(detik.com)
Tidak ada komentar